Kamis, 17 Mei 2012

The Backpacker


*Tulisan sederhana tentang pemahamanku akan seorang Backpacker.

Secara harafiah backpacker berasal dari kata backpack atau ransel. Terminologi kata backpacker adalah gaya menjelajah ke beberapa lokasi dengan biaya seminimal mungkin. Ciri khas backpacker adalah dengan memanggul ransel berukuran besar. Di tataran lokal gaya backpacker semakin menjamur karena dirasa dapat memenuhi kebutuhan manusia akan refreshing dengan memangkas biaya perjalanan tersebut. Komunitas backpacker dari belahan dunia memiliki komitmen untuk saling membantu baik berupa informasi perjalanan sampai dengan akomodasi gratisan. Naluri manusia memang mencintai keindahan, hanya saja aktivitas berwisata sedari dulu menjadi aktivitas kelas menengah atas. Orang yang berwisata dianggap orang yang memiliki kelebihan dana dan waktu. Dari awal masyarakat kita juga telah didoktrin bahwa kebutuhan dasar manusia hanya tiga, yaitu pangan, sandang dan papan. Sementara di beberapa negara barat, kebutuhan manusia tersebut lebih dari itu, salah satunya adalah berwisata.Dari paparan dasar tersebut, negara barat selalu mengalokasi waktunya untuk berlibur, weekend atau sejenisnya. Sementara kita hanya berkutat pada pencapaian tiga kebutuhan primer tersebut di atas.


Beberapa tahun belakangan, kebutuhan akan ‘berwisata’ kini menjadi trend seiring ditemukannya cara berwisata dengan biaya yang minim. Komunitas backpacker seperti Backpacker Indonesia, Backpacker Dunia dan komunitas lain yang serupa adalah beberapa contoh wadah para penggiat petualang dengan gaya backpacker. Di dunia backpacker kita mengenal sosok Anton Krotov seorang kebangsaan Rusia yang memulai berkelana sejak usia 15 tahun. Anton telah menjelajah 86 dari 89 provinsi yang ada di Rusia, hingga saat ini Anton Krotov setidaknya telah menjejakkan kakinya lebih dari 49 negara. Pada langgam lokal, Indonesia dikejutkan oleh sosok Agustinus Wibowo yang berkelana di beberapa negara yang tidak populer semisal Turkmenistan dan Afghanistan. Setelah berkelana lebih dari 1 tahun 7 bulan Agustinus Wibowo dapat menguasai berbagai bahasa dunia seperti Mandarin, Urdu, Rusia, Inggris, hingga Turki dan Uzbek. Pada tataran sejarah manusia kita tentu mengenal sosok   Vasco de Gama, Magellan hingga Christopher Columbus. Namun perlu dicatat juga, jauh sebelum mereka, dunia barat lebih dulu mencatat sosok Ibnu Battuta sebagai penjelajah muslim dengan pencapaian jelajah jauh melebihi seorang Marcopolo (Catatan Sejarwan Goerge Sarton)

Apa yang anda cari wahai Backpacker? Ini dulu yang harus anda jawab sebelum anda melangkahkan kaki dari halaman rumah anda. Setiap kita akan dimintai pertanggungjawaban atas apa yang kita perbuat selama di dunia bukan? Anton Krotov menemukan ‘Tuhan’ dalam pengembaraannya. Sama seperti seorang salaf di zaman sahabat nabi SAW, Salman Al Farisi yang berubah-ubah keyakinan demi sebuah pencapaiannya, tentu tak akan terjadi jika saja Salman hanya berada tak jauh dari ketiak ibu bapaknya. Ketika kita telah menemukan jawab dari sebuah aktivitas petualangan tersebut baik itu berupa jelajah kota atau negeri, baik itu mendaki gunung, susur pantai hingga aktivitas surfing, snorkeling dan diving, rafting / arung jeram, caving / jelajah goa, dan berbagai aktivitas penikmat alam lainnya. Semua kegiatan tersebut tentu beresiko, namun seperti kata Soe Hok Gie, “orang seperti kita tak pantas mati di tempat tidur”. Filosofi sederhana dari kalimat tersebut mengindikasikan bahwa ketika anda memutuskan untuk berada di jajaran petualang maka anda adalah manusia yang tangguh, manusia pemberani, manusia cerdas yang tak suka bermanja-manja, manusia yang sudah paham bahwa dunia ini adalah sebuah lintasan. Maka melintaslah dan buat tulisan indah di setiap titiknya. Jangan salah, guru besar UI sekaliber Rhenald Kasali menuliskan artikel khusus untuk memuji ketangguhan seorang backpacker. Rhenald bahkan mencibir mahasiswanya yang tak tahu harga tiket pesawat terbang dan tak memiliki passport. Rhenald mewajibkan mahasiswanya untuk dapat berpergian ke luar negeri, tanpa harus bertanya dari mana biayanya. Berikut petikan tulisan Rhenald Kasali ;

“Dalam hidup ini, setahu saya hanya orang bodohlah yang selalu memulai pertanyaan hidup, apalagi memulai misi kehidupan dan tujuannya dari uang. Dan begitu seorang pemula bertanya uangnya dari mana, maka ia akan terbelenggu oleh constraint atau kendala. Dan hampir pasti jawabannya hanyalah tidak ada uang, tidak bisa, dan tidak mungkin”.

Sebagai penutup, apapun pemahamannya, apapun style anda yang terpenting anda memahami benar apa yang anda perbuat. Silakan kenyangkan basic ketauhidan terlebih dahulu, tebarkan senyum pada orang terkasih, mulailah dengan niat yang benar, melangkahlah, karena ribuan mile yang akan yang anda tempuh berawal dari satu langkah pertama.


Wallahu.
Artikel Terkait
Comments
4 Comments

4 komentar: