Danau?, baru dengar saya kalau
ada danau di daerah itu. Ya, saya semakin penasaran tentang cerita danau yang
katanya sampai di telinga para petualang yang haus akan destinasi baru yang
belum terekspose. Danau Labuan Cermin, danau ini disebut juga danau dua rasa,
rasa air tawar dan rasa air asin (saya kira rasa strawberry dan rasa cokelat).
Begitulah cerita yang sampai di telinga saya juga. Mungkin terlalu berlebihan,
mungkin saja hanya sebuah sungai yang bercampur air asin, mungkin saja sebuah
cekungan air payau atau ah, mungkin
saja terlalu dibesar-besarkan.
Sayapun mulai mencari informasi
di internet tentang danau tersebut, tak terlalu banyak informasi yang diperoleh,
tetapi ternyata danau tersebut memang benar adanya dari beberapa traveler yang telah mengunjunginya.
Namun sekali lagi, saya masih penasaran seperti apa sekumpulan air yang disebut
sebagai danau tersebut. Dari gambar yang saya peroleh, terlihat beberapa gambar
yang memukau, namun saya tak terlalu terpesona, karena bisa saja karena keahlian
si photographer yang memainkan lensa
kameranya. Dari beberapa blog juga saya dapatkan satu blog yang berasal dari
daerah setempat, namun sayang si blogger tidak bisa dihubungi, dan blognyapun
telah lama ditinggalkan. Terakhir, saya mendapatkan beberapa contact person dari orang-orang yang
berasal dari daerah tersebut yang dapat memberikan tambahan informasi yang saya
perlukan. Dan perjalananpun dimulai, tidak saja mengejar target si danau dua
rasa tetapi keteduhan desa pesisir yang menjadi penghiasnya. Desa Biduk-Biduk,
silakan baca postingan sebelum ini.
Hari ke dua di kecamatan
Biduk-Biduk, siang setelah memanjakan mata dan pikiran dengan menikmati
keindahan alam pantai desa ini, saya bergegas kembali untuk melanjutkan
perjalanan menuju desa selanjutnya. Saya bersama travelmate, kembali menyeret kaki memikul carrier berisi peralatan camping.
Konsepnya tetap, membiarkan kemana lelah ini menghentikan kami. Saat itu, desa
Biduk-Biduk tengah mengadakan perayaan peringatan proklamasi kemerdekaan,
dirayakan lebih awal mengingat momen tersebut berbarengan dengan hari raya
lebaran nantinya. Jalan desa terlihat sedikit ramai karena konsentrasi warga
terarah ke lapangan untuk menyaksikan ragam pertandingan antar kampung.
Sesekali tatap mata penduduk melihat kami seperti seorang suami yang diusir
dari rumah dengan membawa peralatan segede gaban, namun tak sedikit juga yang
ramah menyapa kami. Kami terus berjalan hingga desa ini kami tinggalkan. Rumah
penduduk mulai terlihat berjarak, kami telah masuk ke desa Bangkuduan. Waktu
ashar telah tiba, kami beristirahat dan tunaikan ibadah di masjid kecil
tersebut. Lagi-lagi, hanya kami berdua saja yang mengisinya.
Setelah shalat ashar, kami
kembali melakukan perjalanan. Hari semakin sore, saya mulai memperhatikan
lokasi dimana kira-kira kami akan mendirikan tenda jika sudah kemalaman.
Tetapi, sebuah mobil bak terbuka Strada
melintas. Melintas juga dipikiran untuk menumpang. Jalan ini hanya satu ruas,
ketika mobil tersebut ke arah selatan, pasti akan kembali ke utara melalui
jalan yang sama. Sambil berjalan, saya mempertajam pendengaran akan suara mobil
dari belakang, dan tak beberapa lama mobil Strada
tadi kembali melintas. Kami menghentikan mobil tersebut dan meminta tumpangan
untuk diantar ke desa Labuan Kelambu. Si supir, mengiyakan dan mempersilakan
kami duduk di bak belakang. Ah,
asyiknya, berada di mobil dengan jalan beraspal yang lurus dan mulus. Jalan
desa yang diteduhi pohon-pohon kelapa di setiap kiri kanan jalan, rumah
penduduk yang tak rapat, angin laut yang menghembus, serta memandang air laut
yang biru berbatas hijau tosca terlihat indah, pasir pantai yang putih, semakin
membuat saya menikmati perjalanan ini. Lelah telah berganti, mata dimanjakan
dengan pemandangan pesisir yang begitu…. *tiba-tiba mobil berhenti*. Oops,
ternyata sudah sampai saudara-saudara. Cuma beberapa menit, ternyata jarak kita
tadi sudah sangat dekat dengan desa Labuan Kelambu, hehe.
Desa Labuan Kelambu, Biduk-Biduk, Berau - Kalimantan Timur |
Desa Labuan Kelambu, Biduk-Biduk, Berau - Kalimantan Timur |
Desa Labuan Kelambu, Biduk-Biduk, Berau - Kalimantan Timur |
Kami diturunkan di depan
penginapan di seberang desa. Desa Labuan Kelambu berada di muara sungai, rumah
penduduk berada di dua sisinya. Ada jembatan besar sebagai penghubung jalan
negara, sementara ada juga jembatan terbuat dari kayu yang menjadi penghubung
penduduk desa yang berada di seberang. Jumlah rumah tinggal di desa ini hanya
sekitar tiga puluhan rumah saja. Ketika kami sampai, penduduk sudah paham akan
kedatangan orang-orang dengan tas besar seperti kami. Apalagi kalau bukan untuk
mengunjungi Danau Labuan Cermin. Penduduk setempat bersikap ramah dengan
menyapa dan menginformasikan agar kami menghubungi pak Ahmad, penduduk yang
bertugas mengantarkan pendatang yang ingin mengunjungi danau tersebut. Pak
Ahmad berteriak dari bagian belakang rumahnya yang berada di tepi (muara)
sungai (hm…bingung saya menyebut
lokasi ini, disebut sungai airnya payau, berwarna hijau bening seperti laut,
disebut muara juga terdapat pasir putih di satu sisinya, disebut pantai tetapi
seperti sungai, disebut laut, airnya payau…haha, sampai tidak percayanya, teman
saya nekat mencicipi airnya, rasanya…silakan coba sendiri nanti). Pak Ahmad
meminta kami menunggu sebentar, karena beliau sedang makan. Beberapa saat pak
Ahmad menghampiri kami dan menjelaskan aturan yang berlaku untuk menuju danau
tersebut, termasuk tariff yang dikenakan sesuai dengan kesepakatan pengelola.
Danau ini dikelola masyarakat setempat dengan menerapkan aturan-aturan sebagai
tindakan pencegahan terhadap kerusakan lingkungannya. Keren ya, mereka tersadar
akan lokasi wisatanya meski tanpa menunggu peran pemerintah daerah, hebat.
Jarak dari desa Labuan Kelambu
menuju danau sekitar sepuluh menit dengan menggunakan perahu bermuatan dua
puluhan orang. Tarifnya adalah seratus ribu rupiah. Akan lebih baik
beramai-ramai ke tempat ini, supaya lebih irit untuk share costnya, tidak seperti saya, cuma berdua, sudah seperti pasangan
yang sedang berbulan madu *tiba-tiba mules*. Selama perjalanan, mata dimanjakan
dengan jernihnya air dan tepian yang berpagarkan pohon-pohon bakau. Ikan-ikan
terlihat dengan mudah di sini, begitu juga penyu sisik terlihat hilir mudik.
Beberapa saat, perahu mengarah ke lokasi penyempitan sungai, terlihat banyak
pepohonan di sisinya, terdengar banyak suara binatang, burung-burungpun banyak
terlihat di lokasi ini. kita sudah memasuki danau. Sebuah cekungan yang
melingkar dimana airnya terhubung ke muara yang lebih besar, hanya saja antara
danau dan muara tersebut terhubung dengan aliran air yang sempit. Kesan pertama
memasuki danau ini, seolah sebuah tempat yang angker! (backsound horror) *mulai
parno*. Lokasi ini sepi, airnya biru dan sangat jernih, di tepinya ditumbuhi
pohon-pohon yang rindang, terlihat banyak kera di tepi sungai (kera liar yang
tidak usil dan tidak mencuri barang-barang pengunjung, beda dengan kera-kera di
uluwatu Bali), ikan-ikan laut yang sangat banyak dan besar-besar, sedangkan
ratusan burung wallet berputar-putar di atas danau. Saya membayangkan tempat
ini seperti tempat mandinya para jin-jin cantik *jinnie in the bottle*. Pak Ahmad,
mengarahkan perahunya mengitari tepi danau yang bulat melingkar. Beliau
menjelaskan, baru saja mengantar rombongan bule dari belanda. Beliau juga
menjelaskan bahwa pangeran dari negara Denmark, beberapa saat lalu berencana ke
tempat ini, namun sayang, perjalanannya terhenti di pulau Maratua (Kep. Derawan)
karena ombak yang besar menghalangi perjalanannya ke tempat ini. rencana
kedatangan sang pangeran tidak dipublish
di media, namun aparat keamanan (tentara) telah bersiap atas kedatangan tamu
dari negara tersebut. Saya hanya bergumam dalam hati, bagaimana mungkin kita
selalu dipecundangi orang-orang luar yang jauh lebih dulu mengenal keunikan
alam kita. Pak Ahmad juga menceritakan, awalnya masyarakat setempat menganggap
biasa lokasi ini, merekapun terbiasa menangkap ikan di danau ini, hanya
beberapa tahun belakangan ketika LSM TNC membekali mereka, penduduk setempat
mulai memahami betapa bernilainya lokasi ini. LSM tersebut juga memberikan
pengetahuan akan pentingnya keseimbangan alam dengan tidak merusaknya.
Setelah memutari danau ini, perahu
ditambatkan, lalu…. tentu saja berenang… assyyiikknyaaaa tralala trilili…. Berengan
sambil memandangi ikan-ikan yang berukuran besar. Keunikan danau ini adalah
bagian permukaan danau adalah air tawar, sementara bagian dasar adalah air
asin. Kedalaman danau sekitar tujuh hingga empat belas meter. Ikan-ikan yang
berada di danau adalah ikan air asin. Selain itu masih terdapat juga penyu di
danau ini. Air yang segar, bening, dan tentu saja tidak asin jika tertelan,
membuat saya betah berlama-lama di sini. sementara teman saya telah dari tadi
berdiam di tepi karena kedinginan. Selain danau Labuan Cermin, ada juga danau
di bagian lain, namun tak terlalu bagus menurut saya. Di tempat inilah saya
lebih banyak menikmati perjalanan saya, saya hampir tak memegang kamera karena
akan menyita waktu kesenangan saya di danau ini, sungguh danau yang unik dan
memuaskan saya.
Labuan Cermin - Berau Kalimantan Timur |
Labuan Cermin - Berau Kalimantan Timur |
Labuan Cermin - Berau Kalimantan Timur |
Hari semakin sore, kami kembali
bergegas pulang. Sepanjang perjalanan si bolang, sebutan saya untuk anak pak
Ahmad yang ikut mengantar kami banyak bercerita. Si bolang (Ardi), terlihat
terampil dan sangat mudah bergaul dengan tamunya. Ia juga menceritakan bahwa si
bolang (yang asli) dari stasiun tv swasta, telah beberapa kali mengambil gambar
di lokasi ini. Pak Ahmad mengeluhkan bahwa ia dan masyarakat setempat tidak ada
yang bisa berbahasa asing, sehingga menyulitkan untuk memberikan penjelasan
langsung kepada turis asing yang datang. Pak Ahmad sangat berharap anaknya
dapat berbahasa asing sehingga dapat diandalkan untuk mengantarkan
tamu-tamunya.
Ardi si Guide Cilik |
Singkatnya, keesokan pagi pukul
sepuluh,kami kembali bergegas pulang menuju kota Tanjung Redeb – Berau. Masih
ada beberapa saat setelah solat subuh untuk mengitari tepi pantai desa ini.
desa yang indah, tenang dan masih berlabel Indonesia. *mules lagi kalo sebut
Indonesia, haha*. Sampai jumpa lagi kawan di tulisan dan cerita perjalanan
berikutnya…….mmmuuuaaahhhh.
Notes :
~ Danau Labuan Cermin berada di
desa Labuan Kelambu kec. Biduk-Biduk kab. Berau, Kalimantan Timur.
~ Transport dari Tanjung Redeb –
Biduk-Biduk Rp. 100.000,- one way
~ Moda Transportasi : Mini Bus
(Kijang, Avanza)
~ Waktu Tempuh : 6-7 jam
perjalanan termasuk istirahat
~ Terdapat penginapan dan warung
makan di desa Labuan Kelambu
~ Saran, bawalah peralatan
snorkeling atau diving, karena tidak ada penyewaan disana
~ Tidak dibolehkan memancing di
danau, tetapi diperbolehkan di desa Labuan Kelambu
~ Tarif menuju danau Rp.
100.000,- untuk satu perahu maksimal 20 orang
~ CP supir angkutan, mas Rudy
081350086375
~ Pengelola danau : LEKMALAMN :
Lembaga Kesejahteraan Masyarakat Labuan Cermin
~ CP Pengelola : Abdul Karim
081254541053 Ramli Laroko 081254483415 Kasim 081253851916
~ Penginapan Mayang, milik Pak Haji CP : 085247418303 / 081250716485, rate 110 ribu double bed, kipas angin, free sarapan. rate 180ribu AC,TV,double bed, free sarapan. pesen makanan 30ribu per porsi. ada juga losmen yang membelakangi pantai deket situ, katanya ratenya sekitar 50ribu, tanya saja, hehe, saya mah inap di masjid wkwk.
Hoemstay ibu Fatma, pemilik warung soto di desa Giring CP : 082148444613, menurut info beliau menyediakan penginapan gratis, dengan sarat makan di warungnya, beliau juga tukang urut katanya. (sumber : norma yunita, Backpacker Samarinda)
~ Penginapan Mayang, milik Pak Haji CP : 085247418303 / 081250716485, rate 110 ribu double bed, kipas angin, free sarapan. rate 180ribu AC,TV,double bed, free sarapan. pesen makanan 30ribu per porsi. ada juga losmen yang membelakangi pantai deket situ, katanya ratenya sekitar 50ribu, tanya saja, hehe, saya mah inap di masjid wkwk.
Hoemstay ibu Fatma, pemilik warung soto di desa Giring CP : 082148444613, menurut info beliau menyediakan penginapan gratis, dengan sarat makan di warungnya, beliau juga tukang urut katanya. (sumber : norma yunita, Backpacker Samarinda)
huaaa kerennnn...mupeng mo kesana mas iman...ayok lagi,bareng ma aku ma mas riefcool :D
BalasHapusWow... very amazing
BalasHapusair asinnya n air tawarnya gimana bang dalam satu tempat?
BalasHapusseperti itulah adanya NB, air di danau tersebut tidak tercampur seperti halnya air payau, air di bagian permukaan benar-benar tawar, tetapi jika anda menyelam lebih dalam maka airnya asin, ikan-ikan di danau adalah ikan laut dan hanya berada di bagian dasarnya. sepertinya disinilah letak keunikannya.
Hapuswah...mupeng sama kal tim,banyak spot keren,semoga bisa kesana.adekku hbs dari derawan,lht fotonya ok,tnyta lht koleksi mas iman hmm....nice trip :)
BalasHapusNAaaaaaaaaah !! Pas ke derawan ga sempet nih gue kesini ah !! Padahal diajakin langsung sama orang sana :((
BalasHapusRenang ϑî danau ini sensasinya beda loh gan, sayang sekali belum nyempatin ќε sana. Semoga satu waktu bisa merasakan sendiri danau tersebut.
HapusKayaknya damai banget gitu tinggal di desanya. Dan itu airnya bening bener deh.. Jadi pengen bercermin di sana. Siapa tau bayangannya jadi lebih ganteng dari aslinya.
BalasHapusBener gan, desa yang sejuk dan damai. Hasil laut melimpah, hasil bumi (kelapa) yang menyebar ќε semua daerah ϑî kaltim. Aku sudah nyoba bercermin ϑî airnya, dan hasilnya wajahku terlihat lebih ganteng dari bayangannya haha.
HapusDanaunya cakep bener ya... bening tembus sampai ke dasar dengan warna biru laut...........
BalasHapusBenar gan, meski kedalamannya hingga 14 meter, isi danau terlihat sangat jelas.
HapusTrims.
jernih banget Mas...mungkin krna jernih gtu,makanya dikasih nma labuan cermin..soalnya kyk cermin..hehe #sotoy
BalasHapusbenar, beningnya air danau menjadi alasan penamaan danau tersebut. dan nama kelambu, konon jika dipagi hari, embun atau kabut yang berada diantara pepohonan akan menyerupai kelambu jika terlihat dari kejauhan.
Hapusterimakasih
iman rabinata
waaaaaaaaaaahhh, mantap sekali mas iman ,
BalasHapuskeren, semoga bisa ke sana :)
waaaaaaaah silva, masih inget nggak, kalo postingan yang ini saya buatnya di atas bukit ke desa Tangap sore-sore bersamaa teman-teman lain yang berburu signal. nah ini dia hasilnya, hehe.
Hapusiman rabinata
wwaah kereen.. bener"bening seperti cermin! nyesel pas ke kalimantan ga sempet main' kesini.
BalasHapusnaaah lo... Labuan Cermin memang belum terpublikasi dengan baik, tidak seperti Derawan. tetapi di Kab. Berau sudah ada paket wisata ke Labuan Cermin selain paket wisata Derawan yang masyhur tersebut.
HapusJadi, masih ada alasan bukan untuk kembali ke Kalimantan....
iman rabinata
bookmarked for next trip :D
BalasHapusselamat datang di Labuan Cermin.
HapusTerimakasih.
iman rabinata
oh yaaa??? berarti mas iman pas kita disana baru pulang dari tempat ini? rencana kemana lagi mas jalan2 hehhe, ajak2 napa??? :D
BalasHapussemua postingan di blog mas iman bikin mupeeeeng :)
dan aku suka tulisan mu ..
Iya. Rencana paling deket sih, pertengahan november tahun ini nanjak Kerinci, insyaAllah. Untuk trip beginian, saya juga ngekor komunitas.jadi follower aja,hehe.
HapusIman rabinata
ooohhh :) , komunitas apa mas?
Hapussaya ngikut di Elkape Indonesia Adventure, Silva rencana naek gunung mana nih, bolehlah saya ngikut...
HapusWaaahhhhhh kerrreennnnnnnnn
BalasHapusTrims Bali
HapusLSM TNC itu apa The Nature Conservancy yg berbasis di tanjung redeb berau ya mas, LSM asing sejenis WWF, saya kemarin hampir masuk kerja di situ, sayang tidak jadi saya ambil, karena memilih kerja di jakarta. Sangat disayangkan, padahal kalau jadi saya ambil mungkin bisa liburan tiap hari ke labuan cermin atau derawan he he
BalasHapussalam fakhruddin
Benar. Tapi kalau masih di TNC mungkin ga bisa nyampe Cambodja kan...hehe
Hapuswow jernih bener kayak cermin.... birunya mantap... ijin bookmark, suatu saat musti kesini nih...
BalasHapussilakan. dengan senang hati.
Hapusterimakasih.
kyk orang mau bulan madu tp nggembel wkwkwkwk
BalasHapusbuka tenda di pinggir danau lebih asik kyknya :D
gembel juga pengen bulan madu, yihaaaa
Hapushm...kita buat tenda di danau gunung tujuh saja ya bulan depan...
too bad I never come here, just stop at Talisayan only
BalasHapusUnfortunately, hoping next time you will come to see labuan cermin.
HapusMas numpang tanya, transport untuk menuju kesini dari Tj. Redeb jam berapa ya berangkatnya? Apa harus model carter begitu? Kita mau kesana Maret 2013 tapi susah banget cari info transportnya.
BalasHapusTrus kira2 bisa ga kalau PP? Atau harus nginep?
Thanks.
Transport yang melayani rute tersebut sistem kuota penumpang, mobil terisi, kita jalan. Untuk PP saya kira jika ngetengnya keroyokan bisa saja, perjalanan bisa diperpendek tanpa ishoma siang, sialakn kontak driver yang saya gunakan jasanya di tulisan ini, siapa tahu bisa membantu dan negosiasi harga. Terimakasih.
HapusToday, I went to the beachfront with my children. I found a sea shell and gave it to my 4 year old daughter and said "You can hear the ocean if you put this to your ear."
BalasHapusShe placed the shell to her ear and screamed. There was a
hermit crab inside and it pinched her ear. She never wants to
go back! LoL I know this is completely off topic but I had to tell someone!
Also see my website > what is the health care reform
Mas, rate penginapanya berapaan?
BalasHapusMohon infonya mas, trimakasih..
Penginapan Mayang, milik Pak Haji CP : 085247418303 / 081250716485, rate 110 ribu double bed, kipas angin, free sarapan. rate 180ribu AC,TV,double bed, free sarapan. pesen makanan 30ribu per porsi. ada juga losmen yang membelakangi pantai deket situ, katanya ratenya sekitar 50ribu, tanya saja, hehe, saya mah inap di masjid wkwk.
HapusHoemstay ibu Fatma, pemilik warung soto di desa Giring CP : 082148444613, menurut info beliau menyediakan penginapan gratis, dengan sarat makan di warungnya, beliau juga tukang urut katanya. (sumber : norma yunita, Backpacker Samarinda)
Trimakasih info-info nya. Kebetulan lagi di Desa Teluk Bayur (mudah-mudahan ga salah ^^v), Berau.
BalasHapusMudah-mudah sempat ke labuan cermin.
Nice blog mas. Keep on posting ya.. :-)
bang, mau tanya,
BalasHapuskalo dari balikpapan transportnya gimana ya?
dari bandara berau apa langsung ada transport ke dekat biduk-biduk / labuan cermin?
terima kasih :)
Saya saat itu via darat, dari arah utara jadi ngga pake pesawat. Kalau landing di Kalimarau Airport Berau, saya kira ada transport yang bisa mengantar ke Terminal Lama, jarak dari Bandara ke Terminal Lama tidak jauh, sekitar 15 menit. Tanjung Redeb kota kabupaten yang kecil, jadi tidak terlalu sulit.
Hapuspostingan berikut semoga membantu untuk pelajari rute menuju Berau :
http://imanrabinata.blogspot.com/2012/07/biduk-biduk-pesisir-timur-borneo.html
http://imanrabinata.blogspot.com/2012/01/rute-pilihan-menuju-derawan.html
Terima kasih.
makasih banyak mas referensinya :)
Hapuswoow. jernih banget ya airnya..
BalasHapusmampir yuk ke travel blog saya di www.shu-travelographer.com salam ransel