Endorse lagi? Hehe, bukan. Ini
hanya share untuk menyiasati liburan
murah tapi tetap bergengsi kalau tidak ingin dikatakan instagramable. Sekalian untuk berbagi pengalaman apakah lebih murah
reservasi penginapan via online ataukah langsung on
the spot. Lebih murah mungkin tapi lebih baik, ataukah lebih mudah juga
akan jadi bahasan kali ini.
Di zaman serba digital seperti
sekarang, semua urusan memang lebih mudah. Meski tak semudah mengakses jaringan
di beberapa daerah, sepertiku misalnya. Beberapa aplikasi atau situs pesan
hotel online menawarkan harga yang
bersaing. Ada Traveloka, Booking.com, Agoda, Blibli.com dan seabrek website lainnya. Satu hal yang paling
membantu dari ragam situs ini, kita bisa melihat photo-photo penampakan
penginapan yang akan kita pilih. Mulai dari area parkir, ruang receiptionist, balkon, bedroom, toilet hingga menu breakfast. Di sini, kita masih bebas
memilih berbagai situs tersebut sebelum menentukan hotel sesuai budget. Lihat juga review tamu yang pernah menginap di hotel tersebut.
Di macam-macam website, ternyata aturan pembayarannya berbeda-beda. Ada yang cukup
ribet harus ini dan itu, ada yang pakai debit
atau creditcard, ada juga yang bisa
dibayar tunai saat check-in dengan
syarat jika dibatalkan sekian hari dicharge
sekian persen dan lain sebagainya. Untuk bandingan harga antara satu aplikasi
dengan lainnya ada yang lebih mahal seribu rupiah, hingga sepuluh ribu rupiah. Kalau
sudah jadi members biasanya
notifikasi promo akan gencar kita terima via email, tanpa harus members sekalipun kalau sudah mengakses
satu situs tertentu, iklan itu akan nongol terus di media sosial semacam
facebook atau di ruang iklan di email ‘kerjaan’ kita.
Ya sudah singkat saja, dari
beberapa kali mencari dan memperhatikan, aku akhirnya memilih situs Booking.com
dan hotel yang aku pesan adalah Dua Dara Inn di Gang Poppies II, Kuta Bali.
Kenapa dengan Booking.com, karena sangat mudah, tidak ribet. Bayarnya cukup
saat check-in saja, tunai. Kenapa
dengan Dua Dara Inn, karena dari hasil lihat-lihat photonya, sepertinya ini
yang sesuai. Harga per malamnya adalah 117.500 rupiah, dengan luas kamar 20m2,
kamar mandi dalam, ada wastafelnya, di ruang tidur ada meja dan cermin, lemari
kayu dua pintu dan kipas angin. Ada balkonnya juga dengan dua kursi satu meja.
Gratis untuk berenang di kolam renang yang ada di halaman hotelnya. Di kolam
renang ada tiga meja kursi dengan payungnya dan juga ada (apasih namanya) buat
tidur-tiduran untuk menghitamkan kulit. Ada area parkir yang cukup, ada
penyewaan sepeda motor juga dengan harga 60K per hari. Tapi karena kita tamu
juga di situ, ya jadinya 60 ribu itu ya buat 24 jam.
Rp.117.500,- per hari itu muat 2
orang, jadi kalau patungan ya tinggal bagi dua saja. Kami menginap di sana 7
hari 6 malam untuk 3 orang. Tadinya mau ekstrabed
saja di satu kamar, tapi ternyata harga ekstrabednya
adalah 100 ribu rupiah, jadi mendingan pesan satu kamar lagi. Lagipula, karena
kamarnya hanya seluas 20m2, terasa pengap kalau harus ekstrabed lagi. Tapi ya kalau memang mau
benar-benar menghemat, dan kalian orangnya ga terlalu lebar ya bisa saja, satu
kamar bertiga. Bisa lebih hangat.
Ya sudah hitung saja pengeluarannya
untuk penginapan, 7 hari kali 117.500 dibagi 3 orang jadinya masing-masing per
orang abis 548.300 rupiah. Untuk jalan-jalan selama di Bali, kami rental dua
unit sepeda motor. Kami memesan untuk 4 hari kali 60K kali 2 unit dibagi 3
jadinya per orang 160 ribu rupiah. Kenapa hanya empat hari, ya karena kalau
menginapnya di kawasan Kuta, itu sudah banyak tempat wisata yang bisa
dikunjungi dekat-dekat dengan penginapan, jadi bisa berhemat. Sementara untuk
makan tentu saja banyak pilihan. Silakan lihat saja di situs www.tripadvisor.com
untuk melihat review makanan murah
halal dan banyak. Untuk yang berada di kawasan backpacker Poppies seperti
tempat kami menginap, ada Warung Indonesia yang terkenal sekali akan
kemurahmeriahannya. Model warungnya itu prasmanan, banyak sekali menu Indonesia
di situ dengan rata-rata harga untuk sekali makan adalah dua puluh ribu rupiah.
Itu tergantung seberapa banyak kamu ngambil lauknya, kalau untuk standar saja
ya aku pikir 15 sampai 20 ribu rupiah itu sudah cukup.
Oya, bagaimana dengan sarapan pagi.
Jadi begini teman-teman,harga kamar Dua Dara Inn yang termasuk hotel bintang
dua tadi yang harganya 117.500 itu excludebreakfast
ya. Kalau pake paket breakfast
harganya nambah 50 ribu rupiah. Menurutku, lebih baik kami mencari paket
sarapan di luaran saja, yang kalau setiap pagi, di gang Poppies itu masih
banyak penjual makanan pagi berseliweran. Ada nasi bungkus seharga 6 ribu
rupiah. Itu sudah ada suwiran ayam, telor sama sayur tumis. Gorengan seharga
seribu rupiah per biji, atau kue-kue jajan pasar masih di harga seribu rupiah.
Untuk minuman panas semisal kopi atau teh saya tidak tau harganya berapa,
karena aku menyiasatinya dengan membawa ceret elemen atau ceret listrik yang bisa dibeli di supermarket seharga
dua puluh ribuan, dengan kopi atau teh sachetan. Jadi bisa rebus air saja di
kamar, bisa kapan saja dan lebih hemat.
Atau bisa juga cari warung kopi di
pinggir-pinggir bangunan. Agak sulit memang mencarinya, tidak seperti warung
kopi yang ada di seputaran Jakarta. Tapi ya ada saja, aku buktinya sudah bisa
temukan warkop itu tepat di samping toko kecil, agak masuk ke dalam. Seperti
biasa, menunya ya kopi panas, gorengan atau mie instant. Kopi yang beginian
lebih berasa di lidah saya daripada harus ngopi cappucino atau jenis espresso
yang di kedai kopi ngehits itu yang harga per cupnya sampe 50 ribuan. Rampok dah tuh harga. Tapi ya memang ngopi
di tempat begituan bisa menambah derajat sosialita, katanya. Buatku ya, yang
penting enak di lidah, di perut dan di dompet, ya itulah dia.
Satu hal lagi, lokasi Dua Dara Inn
ini benar-benar strategis. Walaupun sebetulnya semua hotel di kawasan Poppies,
baik yang di Poppies I ataupun Poppies II semuanya terbantukan dengan adanya
minimart. Di depan Dua Dara Inn sendiri ada tiga minimart yang berjarak
sentimeter saja antara satu dengan lainnya. Ya seperti biasa, si minimart ini
memang tak suka berjauhan, tidak seperti mantan. –eala, masih saja-
Dari Dua Dara Inn, sebetulnya ada
juga Losmen Arthawan yang masyhur di kalangan backpacker, karena harga per kamarnya lebih murah. Hanya 50K saja,
sudah termasuk breakfast. Tapi memang
aku intip-intip kalau lewat losmen itu ya memang lebih cakepan si Dua Dara Inn,
maka dari itu jelas lebih mehong
sedikit. Si Losmen tidak ada kolam renangnya. Losmen Arthawan jadi pilihan
backpacker banget karena harganya
yang paling murah di kawasan Poppies. Tapi sepertinya losmen ini belum bisa ada
di situs-situs online, jadi harus on the spot untuk pesan kamarnya.
Selain Dua Dara Inn, ada juga hotel
kelas melati lainnya yang bisa jadi pilihan. Sebut saja Okie House yang juga di
Gang Poppies II, tidak begitu jauh dari Dua Dara Inn. Saya pernah menginap di
hotel itu dulunya. Hanya saja si Okie House tidak ada fasilitas kolam
renangnya, dan tidak menyediakan extrabed.
Kalau untuk ukuran kamar dan kenyamanan, aku lebih rekomenkan si Okie House. Nyaman
di sini dalam arti, ruang kamar lebih besar, kamar mandi dalam juga lebih
besar, jadinya aktivitas kamar sebelah tidak terdengar jelas. Akan tetapi view
dari koridor Okie House itu ya kolam renang dan bar milik hotel Barong di
sebelahnya. Yang setiap sore hingga pagi live
music dengan DJ yang berganti-ganti.
Untuk makan, sudah ada Warung
Indonesia, yang buka dari pagi sampe malam. Lokasinya dekat dengan Dua Dara
Inn. Jalan beberapa langkah sudah ada Monumen Bom Bali dan deretan bar dan
diskotik buat yang suka wisata malam, atau lebih pasnya di LegianStreet. Bolak balik sepanjang jalan legian sampai pantai
kuta, sudah cukup menyenangkan dan melelahkan. Bisa nongkrong dimana saja, atau
kalau mau ke Mall yang baru nan luas, bisa ke Beachwalk Mall yang berdiri menghadap pantai Kuta yang indah. Atau,
sekadar photo-photo saja di depan Hardrock
Café juga oke. Oiya, untuk makan citarasa Indonesia, yang jual-jual seperti mie
goreng, nasi goreng, ayam penyet dan sejenisnya bisa dijumpai di Jalan Mataram.
Jalan ini ada di sononya jalan legian. Buka aplikasi peta saja, dari situ bisa
lewat jalan tikus untuk menghemat. Atau lebih tepatnya ada gang kecil di
samping Sky Garden, masuk situ lurus akan keluar di Jalan Mataram. Lah di jalan ini banyak
pedagan kulineran khas jawa.
Balik lagi ke Dua Dara Inn. Kami
sarankan sebaiknya jika ingin rental kendaraan, sebaiknya rental yang di tempat
kita menginap saja. Begitu saran-saran yang biasa kita temukan di blog-blog
lainnya. Aku kira itu saran yang bagus, karena tidak lucu juga kalau kita
membawa kendaraan dari penyewaan lainnya, yang notabenenya rivalnya juga kita
parkirkan di parkiran hotel tempat menginap. Karena pernah ada kejadian, kendaraan
rentalnya dikerjain begitu saat diparkirkan. Tapi ya bukan berarti tulisan ini
men-generalisir bahwa di Dua Dara Inn juga jadi tidak aman buat menyewa
kendaraan lainnya, hanya lebih buat menjaga kesantunan saja layaknya budaya
timur ya kan. Lagi pula, motor yang disewakan di Dua Dara Inn ini ternyata
cukup banyak pilihannya. Hari pertama, kami diberikan satu motor Vario, yang
satu Suzuki. Ternyata si Vario lebih irit, jadi besoknya kami tukar motornya
supaya yang irit saja dua-duanya. Hari berikutnya motor juga kami tukar lagi
karena agak goyang di bagian belakang, mungkin berat beban yang dibonceng. Lalu
dapat ganti lagi jenis Scoopy yang masih cling. Jadi intinya, baik-baik saja
dengan petugas penginapan, kalau kita baik, pastinya nemunya yang baik-baik
juga. Semua urusan jadi lancar, liburan pun sesuai yang direncanakan.
Untuk menuju objek wisata, sekarang
jadi lebih mudah lagi. Karena sudah banyak aplikasi berbasis GPS. Bisa pakai
Google Maps atau Aplikasi Waze. Sama saja sih, hanya saja si Waze lebih boros
menyita battery. Dibandingkan
beberapa tahun lalu ya, saya masih harus menggunakan handymap buat ke satu objek.
Begitupun untuk transportasi
singkat. Kita sudah bisa menggunakan taksi atau ojek online. Misalkan dari dan
menuju airport, saat itu memang masih
dalam penentangan dari yang konvensional. Jadinya ya, agak tersembunyi begitu
untuk order. Itupun aku dapat infonya dari rajin-rajin browsing setiap akan ngetrip. Di Bali, ternyata masih mendapat
protes dari taksi bandara, jadi ya triknya kita pesan lewat aplikasi tanpa
harus terlihat jelas oleh orang lain. Kemudian, kita yang mendatangi si driver di lokasi parkiran. Beres, murah
dan mudah.
Lewat aplikasi-aplikasi berbasis
GPS ini, sangat membantu untuk mencari masjid terdekat. Jadi walaupun sulit
menemukan masjid di kawasan Kuta, tapi dengan aplikasi semua akan terjawab.
Saya saja untuk menunaikan shalat jumat berjamaah, menggunakan grabbike seharga empat ribu, langsung
menuju masjid.
Sharing selanjutnya tentang
makanan di tempat wisata. Kalau bisa, jangan makan di tempat wisata kalau tidak
recommended. Ya bukan kenapa-napa
kadang citarasanya kurang dan harganya lebih mahal. Kecuali tempat-tempat
wisata yang memang rekomen menjadi wisata kulineran semisal Jimbaran atau
Kintamani. Air mineral kalau memang bisa beli di minimart ya beli di situ saja, daripada sudah sampai di lokasi
wisata, harganya bisa lebih mahal sedikit. Ada cerita sedikit dari ibu-ibu yang
sedang liburan keluarga. Banyak amat rombongannya, seperti satu kecamatan.
Lantas mereka mencoba seafood yang
terkenal di pantai Jimbaran. Lah si ibu ini bingung, makan di tepi pantai
dengan meja panjang saat mentari tenggelam. Indah memang, memorable iya. Tapi si ibu bingung shalat maghribnya dimana. Nah
ini satu masukkan juga ya sahabat, jangan hanya fokus untuk senang-senang,
kewajiban juga harus diperhatikan. Onestar
lah buat si ibu. Inspiratif.
Kesimpulan, berapa yang harus
dikeluarkan selama 7 hari di Bali? Untuk penginapan, rental motor dan makan
tiga kali sehari kali tujuh hari itu tidak lebih dari satu juta rupiah. Diluar
tiket pesawat yak. Diluar belanja oleh-oleh keperluan sendiri atau camilan
sendiri-sendiri. Lebih murah lagi kalau kamu punya kenalan warga asli, selain
lebih tau kehidupan mereka, tentu saja bisa lebih berhemat. Ada lagi siy
pengeluaran untuk harga tiket masuk atau biasa disebut HTM. Memang ada beberapa
objek wisata yang dikenakan HTM, seperti Pura Tanah Lot, Pura Uluwatu atau Pura
Ulundanu Bratan. Tapi ada juga yang free
HTM seperti pantai Kuta, Seminyak, Nusa Dua, Kintamani dll. Kalau ingin
berhemat ya tidak musti harus ke tempat wisata yang ada HTMnya, seperti Garuda
Wisnu Kencana yang HTMnya 60 ribu rupiah atau 75K ya, tidak tau berapa karena
dari HTMnya saja jadi ogah untuk ke situ.
Untuk reservasi penginapan online manakah harga yang lebih murah
apakah secara online atau on the spot. Dari review tulisan yang saya baca, sebenarnya sama saja. Kadang bisa
lebih murah, kadang bisa lebih mahal. Kadang ada yang diskon atau pas lagi
promo. Hanya saja kalau reservasi online kita dimudahkan memilih dan melihat
lebih dulu viewnya. Begitupun tipe
kamarnya, apakah ingin yang double bed,
twin atau yang single. Pengalaman terakhir saya gunakan aplikasi online waktu menginap di kota Balikpapan
bulan lalu, ternyata harga saat pesan langsung di hotel lebih murah beberapa
rupiah daripada di aplikasi. Untung saja hotelnya dalam rangka dinas, jadi
semua biaya jadi urusan kantor. Tapi ya ini jadi catatan juga, bahwa harga saat
cek in bisa jadi lebih murah daripada
reservasi online. Tapi ya bisa juga
sebaliknya.
Untuk tiket pesawat bisa hunting saja di beberapa website penjual tiket. Jangan di PeakSeason, karena harga bisa tidak
bersahabat. Untuk rute Tarakan-Denpasar kemarin Pergi Pulang ada di harga 1,992
ribu, kurang dari 2 juta. Armadanya kami gunakan Lionair, yang tidak dapat
makan minum sesuai harga. Jadi sebaiknya bawa rantang saja kalau takut penyakit
maghnya kumat. Tapi di airport banyak koq restaurant, boleh lah makan di situ,
dengan harga rata-rata per porsinya bisa 70 ribu rupiah, belum bikin kenyang.
Rampok dah. Etapi, bisa juga kalau mau hemat, makan di minimart saja, makan popmie lebih hangat dan bersahabat.
Cukup sekian dulu ya tulisannya, semoga
bermanfaat dan sampai jumpa lagi di lain kesempatan. Insya Allah.
Artikel Terkait
Langsung dicatet biar kalau pas pengen liburan di Bali udah bisa langsung cek hotel-hotel murah itu duluan...
BalasHapusSiap gan. Terima kasih sudah mampir.
HapusSangat menginspirasi di tunggu tulisan berikut nya sahabat ...
BalasHapusPengen ikutan liburan juga Iman
BalasHapusHehe, ayo lah....
Hapus