Nyang Nyang adalah salah satu pantai di selatan pulau Bali
yang masih sepi. Saya kadang aneh saja pulau yang begitu masyhur itu masih saja
ada spot yang belum ramai dijamah. Dan sepertinya untuk beberapa waktu ke
depan, akan ada lagi beberapa spot baru yang ditemukan. Mungkin bukan
ditemukan, tapi lagi ngehits untuk dipublikasikan. Dan kali ini, Nyang Nyang
yang menjadi tema tulisan.
Ada banyak sebetulnya destinasi yang sudah aku masukkan list. Tapi karena kali ini barengan partner baru, jadi agak kondisional
realisasinya. Menyesuaikan lebih tepatnya. Termasuk menyesuaikan jadwal
perjalanan setelah mereka bangun tidur. Jadinya start ngetrip itu bisa saat siang hari dan hanya dapat satu atau
dua spot wisata saja. Tapi ya sudahlah, setiap perjalanan memang akan selalu
bersanding dengan pengalaman, dengan pelajaran, dengan kejutan-kejutan.
Bukankah dunia ini sebuah cerita kata Bang Togi (teman pendakian saya), kalau
hanya rutinitas rumah, kantor dan rumah lagi, maka cerita tak akan banyak warnanya,
hehe. Benar juga pikirku.
Lanjut ke Nyang Nyang. Jadi si pantai ini memang tidak
semasyhur Kuta, Seminyak, atau Sanur. Tapi memang setiap pantai di Bali itu
punya kekhasannya sendiri-sendiri. Kalau ingin yang ramai, pantai yang berada
di sisi kota, pantai dengan ombak bergulung untuk surfer pemula, atau pantai dengan benaman mentari senja, maka Kuta
lah tempatnya. Lalu kalau ingin yang banyak wahana bermainnya, bisa ke Tanjung
Benoa. Wahana seperti banana boat, parasailing, jet ski, fly fish dan lain-lain
bisa ditemukan di pantai ini. Kemudian ada lagi pantai-pantai yang lagi ngehits
yang belum kesampaian juga aku ke sana, sebut saja Dreamland, Pandawa,
Padang-padang (padang-padang udah nggak ngehits), atau Melasti. Tapi sebetulnya
kalau sudah di Bali, kadang jenuh juga harus ke pantai terus. Mirip-mirip saja,
namanya saja pantai, tentu saja yang ada adalah air laut, ombak, pasir dan
sengatan matahari.
Jadi, meskipun mainan di pantai sebetulnya bukan passion aku, tapi Bali tetap nyaman
untuk liburan ala-ala. Dan aku awalnya menyiasati untuk bisa camping di salah satu lokasi di Bali.
Dari hasil browsing-browsing, maka tempat yang
direkomendasikan adalah pantai Nyang-Nyang. Sudah niat sebetulnya, tapi urung
kembali. Entah apa alasannya, tapi
sepertinya memang sudah tepat aku membatalkan plan untuk camping di
pantai itu. Tapi buat kalian, yang memang ingin camping, dengan teman-teman camping
seperti biasanya, aku tetap sarankan untuk memilih lokasi ini untuk camping. Nenda di pinggir pantai yang
masih luar biasa sepinya, ada angin, masih ada hutan di dekatnya, jauh dari
pemukiman, nyalakan perapian, masak air, ngopi-ngopi cantik, atau sekadar buat
popcorn juga mantap.
Bagaimana menuju pantai ini?. Jadi sebetulnya akupun salah
jalan. Jadi dari beberapa blog yang aku baca, memang ada beberapa rute yang aku
temukan. Ada yang memberi rute lewat SDN 3 Jimbaran, lalu ada pertigaan,
kemudian ada anak tangga yang banyak, ikuti turun anak tangga tersebut, maka
akan sampai di pantai. Ada juga yang memberi rute jalan berkapur, yang menurut
informasinya adalah jalan baru. Rutenya itu jalan menuju Uluwatu atau jalan
raya Uluwatu, melewati kampus UNUD dan tempat wisata GWS, sampai di perermpatan
menuju Balangan dan Pandawa ambil jalan lurus hingga ada bola golf besar atau
Pecatu Indah Resort. Terus lagi hingga di pertigaan Labuan Sait, terus lagi
hingga ada plang menuju Nyang Nyang.
Sementara jalan yang kami lewati saat itu adalah jalan
curam, lewat pohon-pohon, ada batu-batuan. Terjal menuruni jalan setapak,
hingga sampai di pantai. Tapi sebenarnya kalau kesulitan, bisa nanya-nanya
saja. Kami kemarin sebenarnya pulang dari Pura Uluwatu, saat itu memang
navigatornya adalah aplikasi peta berbasis GPS, bisa pakai Google Maps atau Waze.
Saat pulang dari Pura Luhur Uluwatu, ternyata menuju Nyang Nyang hanya sekitar
satu kilometer saja. Akhirnya si Aplikasilasi lah yang mengantarkan kami ke
titik atau pintu masuk Nyang Nyang. Tapi sebetulnya tidak keliru juga, karena
di akhir jalan dari aplikasi itu mengantarkan kami ke lokasi parkir untuk ke
Nyang Nyang.
Nyang Nyang tidak dipungut bayaran untuk HTM, hanya saja bayar
untuk parkir sepeda motor. Jadi lokasi parkir itu juga seperti halaman Villa
atau Lodginghouse,
dari situ ada papan petunjuk arah untuk menuju pantai. Pantai terlihat dari
lokasi dekat parkiran, karena memang saat itu kita sudah berada di atas
ketinggian, atau di atas tebing. Sudah ada beberapa pondok yang berjualan air
mineral dan beberapa cenderamata, namun memang masih sangat sepi. Saat kami
melalui jalan turun menuju pantai, kami hanya berpaspasan dengan beberapa orang
turis saja. Begitupun saat sampai di pantai, turis yang ada tak lebih dari
sepuluh orang saja.
Pantai yang luar biasa indahnya. Airnya biru, bening bertarung
dengan gradasi matahari. Angin bertiup sangat kencang membuat gulungan ombak di
tepi pantai. Pasir putih bersih tanpa sampah plastik bekas mie instant. Juga
ada sebidang tanah yang datar dan ditumbuhi rerumputan. Sementara di sisinya,
hanya dirimbuni pepohonan-pepohonan di tepi pantai.
Sudah ada payung-payung untuk berteduh di pantai Nyang
Nyang. Hanya saja kulihat tak ada yang berteduh di bawahnya. Pantai ini memang
sepi. Aku menghampiri payung indah itu, sebelum berteduh di bawahnya aku lihat
ada label harga 50K untuk sekali berteduh. Akupun menjauh, daripada harus
mengeluh.
Di pantai ini kami cukup lama menikmati keindahannya. Maklum
saja, ini adalah hari pertama. Jadi semangat masih membara. Hanya berenang-renang
lalu ketepian, karena tak ada rakit-rakit untuk mengantar ke penghulu. Ombak di
pantai ini sangat tepat untuk bermain surfing.
Ombaknya lebih besar dari pantai Kuta. Hanya saja memang belum ada penyewaan
papan seluncur, beberapa turis yang ingin berselancar harus membawa sendiri
papan seluncurnya.
O iya, di pantai ini juga terlihat aktivitas parasailing.
Tidak terlalu aku perhatikan, karena malas saja harus melihat ke atas. Tapi
setiap aku menoleh ke atas sana, parasailing selalu berpasangan. Tidak pernah
sendiri ataupun bertiga. Buat halu saja pikirku, parasailng saja harus couple.
Tidur-tiduran di pantai, karena memang pasirnya bersih.
Meskipun setelah itu badan jadi hitam. Mungkin diantara buliran pasirnya ada
tinta si gurita luntur, jadi badan ikutan menjadi hitam.
Mandi, berjalan, tidur-tiduran, haus, minum, pulang.
Akhirnya kami kembali ke penginapan di Dua Dara Inn, melalui
rute dengan berpedoman pada aplikasi GPS. Kami tiba dengan selamat, untuk
perjalanan lainnya.
***
Selalu ada drama dalam sebuah
perjalanan. Tidak semua yang kita inginkan menjadi kenyataan. Pada saat perang
pertama dalam islam, yaitu badar, para sahabat juga pernah di-PHP dulu saat
itu. Para sahabat tadinya hanya dijanjikan akan ‘merampas’ kembali hak mereka
dari Abu Sufyan saat akan melintas menuju mekkah, namun ada pilihan lainnya
ketika mereka harus berhadapan dengan Abu Jahl. Ya itu dimasa-masa awal islam
yang menurut Ust. Hanan, bahwa para sahabat itu tidak ‘jadi’ dengan sendirinya,
mereka tetap dibangun dalam tahapan-tahapan sehingga menjadi generasi terbaik
jaman ini.
Itu sedikit kutipan dari jejak-jejak
terbaik, bahwa rencana yang kita rancang, ekspektasi yang kita imajikan, bahkan
impian yang kita bangun sekalipun, bisa terberai oleh satu dua kejadian, oleh
rentetan kejutan. Namun, sekali lagi, setiap perjalanan itu punya ceritanya
sendiri-sendiri. Ini bagian dari proses pendewasaan. Buat orang lain, yang
hanya menikmati photo-photo yang kita share memang tak perlu tau apa yang
tengah dijalani oleh seorang pejalan, apa yang telah dilewati oleh seorang
‘petualang’, namun buat kita, semua seperti sebuah kekayaan yang tak pernah
dituliskan di selembar surat keterangan. Apapun kisah yang kita lewati sebagai
suatu yang tak pernah lepas dari proses perjalanan, kitalah si sang pelaku
perjalanan itu sendiri yang mengerti tentang semua.
Semoga setiap perjalanan yang kita
lalui, (sepertiku atau kamu yang memang menggeluti aktivitas perjalanan ini)
bisa memberikan kita banyak hal yang bisa dijadikan pertimbangan dalam membuat
keputusan besar nantinya.
***
Terima kasih sudah membaca tulisan saya, semoga bermanfaat.
Iman Rabinata
082159816748
Artikel Terkait
Tidak ada komentar:
Posting Komentar