Petualangan sesungguhnya dimulai. Kapal ferry rute Manado – Melonguane Talaud mulai berlayar meninggalkan kota Manado yang tampak sibuk terutama di daerah pelabuhan. Senja di perairan Manado, mempertontonkan pulau Manado Tua di seberang sana diantara goresan sinar memerah di langitan. Hanya selang beberapa saat setelah meninggalkan kota Manado, angin laut berhembus kencang, langit mulai gelap, laut semakin tak ramah dan hujan turun dengan derasnya.
Aku hanya memiliki tiket kelas ‘alas’. Sebutan untuk kelas ekonomi atau sekedar numpang. Karena di tiket tidak dijelaskan penumpang harus berada di dek berapa apalagi ruangan berapa. Artinya mencari sendiri ruang kosong. Entah itu di lorong-lorong atau di teras dek atas yang sempit dan terbuka.
Laut bergelombang. Kapal terguncang. Hujan membasahi kapal hingga masuk ke dalam kamar-kamar di dek atas. Barang-barang penumpang yang diletakkan begitu saja di sisi kamar menjadi basah. Begitupun backpack merahku. Para penumpang berusaha menepi untuk menghindar derasnya hujan, meski percuma karena ruangan dalam telah penuh sesak. Para penumpang pria dewasa bersama memperbaiki tirai di dinding teras kapal agar air hujan tak terlalu masuk. Sementara penumpang wanita dan anak-anak hanya duduk dengan memeluk lututnya karena kedinginan. Begitupun denganku, bersama dengan penumpang lain berusaha menahan tirai agar tidak terlepas tertiup angin kencang, meski seluruh badan telah basah. Hujan semakin deras, ombak semakin besar. Semua penumpang tetap bertahan. Mereka terlihat tenang, mungkin telah terbiasa.
Satu jam kemudian, langit mulai bersahabat, meski ombak tetap mengguncang. Aku hanya bisa mengganti pakaian basah di tempat umum ini. tak ada pilihan. Tidur, tentu saja di tempat terbuka ini.
ooOoo
Aku hanya bisa berucap syukur, meski dalam kondisi tidur di tempat terbuka, tanpa alas dan jaket karena telah terguyur hujan semalam. Aku masih bisa menghirup udara pagi dengan badan yang fit dan segar. Menjadi seorang backpacker memang dituntut memiliki daya tahan tubuh yang prima. Karena perjalanan yang dilalui tak jarang berhadapan dengan cuaca yang tak menentu.
Pagi ini sangat cerah, laut tak lagi bergelombang. Tampak pulau-pulau indah dengan hamparan kebun kelapa dengan luasnya. Garis pantai putih bersih bersinar. Air laut yang membiru. Sungguh hamparan kepulauan yang sangat mempesona. Pukul 09.00 pagi, kapal merapat di pelabuhan Lirung untuk menurunkan penumpang. Tentu saja tak kulewatkan untuk menikmati sejenak wajah kota kecil di pinggir pantai nan damai ini. hampir Sembilan puluh menit lamanya proses menurunkan penumpang dan barang, kapal kembali berlayar mengantarkanku ke ibukota Kabupaten Talaud Sulawesi Utara.
ooOoo
Talaud adalah Kabupaten kepulauan yang terdiri dari sembilan belas kecamatan yaitu Kecamatan Miangas, Nanusa, Essang, Gemeh, Tampanamma, Rainis, Pulutan, Melonguane Timur, Melonguane, Beo Selatan, Beo, Beo Utara, Essang Selatan, Lirung, Kalongan, Lirung Selatan, Moronge, Kabaruan dan Damau. Kabupaten yang di bagian utaranya berbatasan dengan negara Philipina. Kabupaten Kapulauan Talaud terdapat Tiga pulau utama yaitu pulau Karakelang, pulau Salibabu dan pulau Kabaruan.
Dengan luas dan topografi demikian, kepulauan Talaud menyimpan begitu banyak potensi wisata yang layak dijual. Ketika saya berkunjung ke kabupaten ini dan menginap di penginapan yang berada di kota Melonguane, di lobi hotel telah terdapat prasasti kunjungan dari kru acara televisi swasta Trans TV yaitu Mancing Mania dan Bocah Petualang. Diantara lokasi wisata yang dapat dijadikan alternatif di kabupaten ini antara lain ;
- Pulau Sara, pulau yang berada di kecamatan Lirung adalah pulau yang dikelilingi oleh hamparan pasir putih dan ditutupi oleh tumbuhan hijau dan masih alami. Pulau Sara merupakan habitat burung Male, burung Nuri dan Ketang Kenari.
- Danau Sarro, terletak di bagian utara pulau Karakelang. Kawasan ini menyatu dengan kawasan konservasi alam hutan tropis kampung Tuabatu dengan endemic yang hidup di kawasan ini seperti babi rusa.
- Pulau Nusa, pulau Malo, pulau Garat merupakan diving point yang masih virgin. Silakan menikmati keindahan biota laut dengan dinding karang yang memukau. ·
- Pantai Mangaran, pantai Tabang, pantai Melonguane, pantai Tiwuda.
- · Gunung Piapi, air terjun Ampapitu, goa Totombatu, gua Arandangan, gua Wetta, gua Massare, gua Mane’e dan Batu Ular.
Akses transportasi di kota dapat ditempuh di dua jalur. Dari jalur udara terdapat maskapai penerbangan wings air, express air dan merpati air. Sementara kapal ferry yang melayani ke daerah ini adalah KM. Vallerine dan KM. Ratu Maria.
Daftar Home Stay
· Tepi Pantai ; jalan tepi pantai Melonguane telp. 081340764463
· Mutiara ; jalan raya Lirung telp. 081340499439
· Syariah ; jalan raya Melonguane telp. 081340570620
rate kapal ferry manado – melonguane talaud Rp. 160.000,- waktu tempuh + 15 jam, berlayar setiap hari kecuali hari minggu
rate pesawat udara melonguane – manado berkisar Rp. 600.000,- waktu tempu + 60 menit
penginapan dengan fasilitas AC, TV, Bathroom IDR Rp. 200.000,-
ooOoo
Pelabuhan Melonguane - Talaud |
Melonguane - Talaud |
Artikel Terkait
mantap man jejak kaki u dah jauh...
BalasHapusmeski demikian aku tetap kembali ke kampung halaman *kita....Boneo...love it. hehe
BalasHapuswewwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwww suka banget dengan pasir putih pantainyaaaaa... kapan yahhhh bisa ke siniiiiiiii?? :)
BalasHapusSeru banget bos! Ke sana ah!
BalasHapusSeru. Ayok ke sana.
HapusMalam ka.. Mau tau info detilnya nih .. Blh minta email/wa nya? Thx..
BalasHapusemail di cuterabinata@gmail.com atau ke facebook saya akun iman rabinata, wa atau sms di 082159816748
Hapus