Senin, 14 November 2011

Sidoarjo - Surabaya, Penutup Manis Ekspedisi

@ Gubeng - Sby (Photo : Jeremy)
Dari 28 pendaki Ekspedisi Semeru, menyusut menjadi 9 (Sembilan) pendaki untuk gunung Bromo dan air terjun Madakaripura. 3 (tiga) pendaki setelahnya berpisah di terminal Probolinggo. Kini tinggal kita berenam yang akan melanjutkan perjalanan menuju terminal Purabaya Surabaya. Adegan melankolis terjadi saat team berpisah di terminal Probolinggo, sedih dan haru (tapi nggak sampe nangis bombay loh) ketika team menuntaskan ekspedisinya kali ini. Beruntungnya, bus yang kita tumpangi untuk mengantarkan kita dari terminal Probolinggo menuju terminal Purabaya langsung meluncur ketika kita datang dan menempati tempat duduk, bus bersih dan nyaman seolah memang menunggu kedatangan kita.

Mayos Maia (Photo : Jeremy)
Sepanjang perjalanan, aku terus berkomunikasi via sms dengan mba Mayos Maia, rekan sesama pendaki Semeru yang telah berpisah saat di Ranu Pani. Mba Maia, memang hanya mengikuti ekspedisi Semeru. Ketika kita sedang menuju Surabaya, mba Maia juga sedang dalam perjalanan dari Malang menuju Surabaya. Akhirnya, kita janjian untuk bertemu di halaman masjid terminal, dan saling menunggu siapa yang terlebih dahulu sampai di terminal. Halaman masjid terminal Purabaya, adalah tempat dimana aku juga janjian untuk bertemu dengan sahabat dari forum backpackerindonesia.com regional Surabaya beberapa bulan silam, jadinya tempat itu mengingatkan kembali kenangan lama bertemu teman-teman dari kota pahlawan ini. Selain berkomunikasi dengan mba Maia, aku juga intens berkomunikasi dengan mas Rezy, sahabat backpacker Surabaya, yang menawarkan kediamannya di Surabaya. Perkenalanku dengannya terjalin saat aku mengunjungi kota ini beberapa waktu silam. Rezy lah yang menjadi penyelamatku dari ‘autis’ selama di Surabaya. Hanya saja, saat itu aku belum sempat mampir ke rumahnya. Kali inipun aku belum bisa menerima tawaran inapnya, karena kita berempat memilih menginap di kediaman mba Maia di Sidoarjo. Alasan memilih menginap di kediaman mba Maia sebenarnya sederhana saja, karena mba Maia sudah maklum dengan kondisi kita yang berdebu, dekil dan ngga jelas ini, hehe.

Selama perjalanan menuju kota Surabaya, kita berenam ternyata duduk berpasang-pasangan. Aku dan Jeremy lebih banyak berdiskusi tentang alam Kalimantan. Fara terlihat curhat abis dengan mas Rudy Sanjaya, sedangkan mas Agus SSP sedang tebar pesona kepada Harni Anink…..ck.ck.ck.

Bus yang kita tumpangi ternyata lebih dahulu sampai daripada bus yang ditumpangi mba Maia (dan Uni Herawati) dari kota Malang. Di terminal ini, kembali kita berpisah dengan dua anggota team eLKaPe, yaitu mas Rudy Sanjaya dan mas Agus SSP. Mereka melanjutkan perjalanannya ke barat pulau ini (jawa). Tinggal kita berempat yang akan melanjutkan trip satu hari di kota Surabaya. Masih ada waktu sebelum keberangkatan kita kembali ke kota masing-masing. Jeremy akan take off esok siang, sementara Fara dan Anink kamis paginya, kemudian aku menyusul beberapa menit setelahnya.

Setelah melepas kepergian mas Rudy dan mas Agus SPP (eh.. SSP), kita menuju halaman masjid terminal untuk menunggu kehadiran si duo maia, yaitu mba Maia dan Uni Herawati. Tak perlu menunggu lama, dua perempuan tangguh itupun hadir menjelma….tradaaaa…. ketemu lagi. Ayok, kita bergegas menuju kediaman mba Maia di Sekardangan Sidoarjo Jawa Timur. Dan untuk trip menuju rumah mba Maia kali ini rombongan dileaderin mba Uni Herawati. Sapa ‘lembut’ supir dan kenek angkot dapat dilalui mba Uni dengan ‘santunnya’.

Saat yang dinantipun tiba, kita sekarang berada di kediaman mba Maia di perumahan Sekardangan. “assalamualaikum….. selamat malam ibuuu”, begitulah narasi yang tertoreh saat pertama masuk ke rumah dan berkenalan dengan ibunda dari mba Maia. Ibu menyambut hangat dan menyuguhkan makan malam buat kita. (toeng…toeng…..) tanpa ba bi bu….menu di atas meja diserbu dengan suka cita…..hehehehe…..
Malam semakin larut, anggota keluarga mba Maia telah beristirahat sedang kita masih mengatur PW untuk berisitirahat. Tidur di ruang tengah seperti ikan pindang, membuat ruangan mba Maia terlihat seperti kapal Pelni sedang berlayar di masa liburan. Sementara aku, masih berkomunikasi via sms dengan mas Rezy untuk mencari informasi untuk trip ke House of Sampoerna (HoS). Satu hari esok yang free rencananya akan kita isi untuk melihat kota Surabaya.

menuju Surabaya
Keesokan pagi, kita bersiap untuk ‘beredar’ di kota Surabaya. Kali ini ditemani langsung dengan mba Maia, sementara mba Uni harus ngantor hari itu. Rencana untuk ke HoS Surabaya harus dicancel karena nomor kontak untuk reservasi tiket sulit dihubungi. Alhasil, kita mengambil plan B, yaitu menuju monumen Kapal Selam.

Dari kediaman mba Maia di Sekardangan kita menuju stasiun Sidoarjo untuk menuju stasiun Gubeng Surabaya. Sempat poto-potoan sejenak di areal stasiun hingga kita masuk ke dalam gerbong. Asiknya kita bertemu dengan Indra Setiawan, rekan sesama pendaki Semeru asal Kalimantan Tengah.

Indra Setiawan
Kondisi kereta api ekonomi yang sering aku lihat di siaran televisi, kini akhirnya aku alami. Sebelumnya aku memang pernah menggunakan armada ini, hanya saja aku mengambil kelas bisnis dan eksekutif, jadinya baru kali ini aku merasakan nuansa kereta api sesungguhnya. Panas dan bergantungan karena tidak mendapatkan tempat duduk. Namun aku enjoy, sangat menikmati. Tentu saja karena pertemanan yang terjalin diantara kita membuat semua kepenatan seakan terlupa sejenak.

 Tibalah kita di stasiun kereta api Gubeng Surabaya. Selanjutnya kita menuju monumen Kapal Selam yang tak jauh dari stasiun kereta. Monumen Kapal Selam Surabaya berada di tengah kota Surabaya, tak ada yang istimewa selain melihat kapal selam yang semestinya berada di lautan kini berada di daratan dan di tengah kota. Kita berlima memasuki monumen kapal dengan mengamati detail setiap property yang tampak di dalam kapal.

Monumen Kapal Selam Surabaya
Dari Monumen Kapal Selam, satu orang lagi (Jeremy) berpisah dengan kita semua. Jeremy harus ke Bandara untuk melanjutkan perjalanannya menuju kota tinggalnya, Jakarta. Sementara kita berempat, aku, Anink, Fara dan mba Maia, melanjutkan perjalanan untuk menikmati wisata kuliner Jawa Timur di Plasa Surabaya. Masing-masing memesan menu makanan yang berbeda, mulai dari nasi krengseng, rujak cingur, mie klungkung hingga tahu petis. Minumanpun beragam, mulai es dawet, es blewah hingga es teller.

Jeremy oh Jeremy
Sorenya kita kembali ke kota Sidoarjo, untuk berkemas menutup rangkaian cerita ekspedisi kita kali ini. Penerbangan kita sebenarnya esok pagi, hanya saja karena jarak yang cukup jauh, kita memutuskan untuk ke bandara Juanda malam hari sebelumnya, tentu saja menghabiskan malam di bandara tersebut. Akupun mengatur waktu untuk perjumpaan dengan seorang teman yang belum sempat aku singgahi kediamannya di Surabaya. Sebelum meninggalkan kota Sidoarjo yang ramai, kita menyempatkan terlebih dahulu mencari oleh-oleh khas pulau Jawa di sebuah mini market yang menyediakan ragam makanan oleh-oleh. Mulai dari kerupuk buah-buah, hingga sambel masak instant tersedia.

Pukul tujuh malam, kita pamit dari kediaman mba Maia (dan mba Uni Herawati) dan juga dengan keluarga mba Maia yang telah sudi menerima kehadiran kami dengan hangatnya. Terimakasih, atas tumpangannya, atas jamuan makan malam dan makan paginya…..Allah menyaksikan ketulusan keluarga ini atas tamunya yang dekil dan merepotkan ini….

Surabaya

Pukul sembilan malam kita telah sampai di Bandara Internasional Juanda Surabaya. Kita menuju lantai dua untuk beristirahat. Meletakkan carrier dan menggelar matras. Fara dan Anink, aku tinggal sejenak (‘sejenak’) untuk menyempatkan diri menemui sahabat backpackerku. Pamit dengan dua wanita hebat ini, aku menaiki taksi untuk menuju Masjid Agung Surabaya. Kita janjian di tempat ini. Di pelataran masjid Agung aku bertemu sahabat lamaku untuk menepati janji. Kita makan malam sejenak lalu menuju kediamannya yang tak jauh dari masjid. Share pengalaman masing-masing dan saling bertanya kabar. Hingga tak terasa waktu telah menunjukkan pukuj dua pagi. Aku kembali ke Bandara untuk menengok dua wanita cantik yang terdampar di lantai dua bandara terbersih seIndonesia ini. Pukul dua pagi, masih terlihat ‘sore’ buatku dan Rezy, akhirnya kita melanjutkan obrolan di lantai dasar bandara….hingga jam 3 pagi……(hm…kalo soal begadang, jangan ragukan sobatku yang satu ini….hohoho)

Kita berpisah di areal parkir. Dan aku beristirahat menuju lantai dua bandara, penginapan gratis kita…..
Pagi menjelang, kita terbangun untuk melaksanakan shalat subuh. Anink dan Fara bersiap untuk melanjutkan penerbangannya ke Jakarta, sedang aku masih menunggu beberapa menit lagi untuk menuju kota Tarakan. Kita berpisah, untuk memperat rasa persaudaraan antar sesama. Bahagianya agenda tripku kali ini, karena bertemu dengan orang-orang hebat, orang-orang yang sarat pengalaman, sarat ilmu, sarat moral dan budi. Aku banyak belajar dari kalian semua. Love you all……


ooOoo


Artikel Terkait
Comments
2 Comments

2 komentar:

  1. terharu... sebuah perjalanan yang sangat berkesan Malang-Semeru-Bromo-Madakaripura-sidoharjo-surabaya... mempunyai pengalaman yg tak terlupakan dan paling penting keluarga baru... menjelang perpisahan terasa begitu berat tuk meninggalkan.. Thanks to Alloh yg tlah mpertemukan kita smua... love u all ^_^

    BalasHapus
  2. itu foto q lagi manggil pedagang asongan...wkwkwk

    BalasHapus