![]() |
(Agus SSP, Iman, Bima) |
Mimpi Itu Berwujud
Saat Keningku Menyentuh Lembut Tanah Tertinggi
Kau Biarkan Kucium Bau Bumi Itu
Untuk Kau Tafsirkan Aku Tentang Ayat yang Kau Siratkan
Aku Bergetar, Tersadar….
Setitik Air Mata Kekerdilanku
Semakin Mempertegas Engkaulah yang Kupuja
Tuhan….
Terimakasih
Telah Mengijinkanku
Membaca Kalimat Mahameru
Masih teringat jelas tiga tahun silam saat aku melintas kabupaten Lumajang menuju Malang menggunakan Bus Ekonomi, aku hanya bisa menatap kegagahan Semeru dari balik kaca Bus. ‘Ingin hati memeluk gunung, apa daya tangan tak sampai’, syair lawas tersebut seakan menggodaku untuk dapat ‘memeluk’ gunung tertinggi di pulau Jawa ini. Aku hanya menghias imajinasiku dengan ayat-ayat Tuhan tentang penciptaanNya.
Dan telah Kami jadikan di bumi ini gunung-gunung yang kokoh supaya bumi itu (tidak) goncang bersama mereka, dan telah Kami jadikan (pula) di bumi itu jalan-jalan yang luas, agar mereka mendapat petunjuk
(QS. Al Anbiya’ 31)
Lewat situs jejaring sosial Facebook, melalui group Ceker Petualang (yang kini berubah menjadi Banjarmasin Traveller) aku menemukan Komunitas Elkape Jakarta untuk melakukan Ekspedisi Semeru – Bromo 2011. Selama tiga bulan prepare, hari dinanti tersebut tiba. Ini pendakian pertamaku, dan Semeru adalah surganya para pendaki. Menurut beberapa pendaki senior dapat menyambangi puncak Semeru, berarti dapat pula mendaki gunung-gunung lain di Indonesia, hal itu dikarenakan trek yang dimiliki Semeru adalah akumulasi semua trek gunung lain di negeri ini. Tentu saja pendapat tersebut memacu adrenalin dan motivasi kuat yang menghujam.
Selangkah Demi Selangkah
Ketika Beban Menindis Raga
Saat Alam Begitu Megahnya
Aku Hanya Tertunduk
Sembari Berucap Lirih Membatin
Aku Kerdil,
Tapi Bukan Jiwa
Dibutuhkan persiapan tiga bulan lamanya, untuk melengkapi perlengkapan pendakian. Baik itu perlengkapan pribadi, perlengkapan team, logistik pribadi, logistik team, obat-obatan, sarana komunikasi hingga surat keterangan sehat dari dokter. Mempersiapkan fisik dan tentu saja mental, hingga terus mengevaluasi jawaban tentang apa yang diingini para pendaki. Jawaban tersebut adalah barometer dan motivator sakti sehingga apa yang dilakukan seorang pendaki memiliki nilai yang hanya bisa dipahami oleh orang-orang yang bernalar tinggi. Ya !, idealisme pendaki tak akan sampai untuk orang-orang yang hanya menatap ketinggian dari akar rumput. Mereka yang mencapai puncaklah yang memiliki terjemah tentang arti pendakian itu sendiri. Terjemah tersebut tak berupa aksara dan juga rangkai relief kata, tapi sebuah paragraph hati berupa peng-upgrade-an diri menjadi sebuah pribadi yang lebih merendah di hadapan TuhanNya.
Terimakasih sedalamnya tentu saja buat Yang Super Baik, Allah SWT. Segala puji bagiMu Allah, telah Engkau lindungi kaki kecil ini dari segala rintangan. Engkau adalah Tuhanku, Aku bersumpah tak akan menyembah selainMu.
Saat Kutak Tahu Kemana Wajah MencariMu
Diantara Embun Menyelimuti Ranu nan Sejuk
Aku Berdiri Membasuh Lengan dan Wajahku
Dingin Menusuk Sendi
Fajar Menanti Pasti
Akulah Debu yang Bersuci
Berdiri Rapuh Mencintamu
Di Waktu Subuh Di Pinggir Ranu
Dua Rakaat Terbangun
Bukti Cintaku Akan AgungMu
Tuhanku, Aku Berserah PadaMu
Terimakasih buat mas Haryo Bima Suryaningprang (Obi), yang menggagas ekspedisi Semeru Bromo lewat Komunitas Elkape Jakarta. Terimakasih, telah membuat mimpiku menjadi nyata, dan dengan sabar menuntunku hingga mampu menjejakkan kaki di tanah tertinggi ini. Terimakasih untuk para korlap dari Elkape Jakarta, buat Delta Alevi yang telah banyak membantu mulai dari prepare hingga summit. Yudhistira Rangga, Korlap Team 4 (team berumur?), terimakasih atas tuntunannya. Korlap yang lain ada Indah Maharani dan Sandra ‘Anda’ Mariana, juga Cak Moko yang belum bisa bertemu dalam ekspedisi kali ini, semoga next trip kita dapat bersua….
Team Ekspedisi Elkape Semeru yang berjumlah 28 pendaki ; diantaranya, Uni Herawati dari Sidoarjo, kau adalah inspirasiku, semangatmu adalah harga, dan itu sulit terbeli olehku. Terimakasih juga telah ngajak muter-muterin kota Sidoarjo di hari terakhir. Mba Mayos Maia, sampean adalah motivator ulung, hingga langkah gontai ini seolah memiliki dua kekuatan yang tak terlihat, terimakasih mba Maia, Tuhan saja yang menuliskan amal indahmu yang akan kau terima balasNya di akhir kefanaan ini kelak. Makasih juga atas tumpangannya di Sekardangan Sidoarjo dan menemani hari terakhir di Surabaya. Selanjutnya buat Farah (Euis Faradhillah) dan Harni Anink dari Jakarta, kebersamaan kita hingga menginap di Airport Juanda Surabaya. Kita seolah pernah bertemu seribu tahun lalu dan bertemu kembali di kemegahan Semeru…….keakraban dan tentu saja kebersamaan tak akan terjalin jika kita tak memiliki tenggang rasa dan kualitas toleran yang teruji, senang mengenal kalian…..(maaf ya, aku tinggal ngeluyur ampe pagi saat di juanda,,,hihihi….)
Buat Felisianus Jeremy Andrian, makasih atas diskusi tentang Kalimantan saat perjalanan Probolinggo - Purabaya, kutunggu dirimu di bumi Paguntaka Borneo, hanya orang yang mengerti lingkungan yang akan mencintai dan menjaga lingkungan tersebut hingga ke lini mikro sekalipun. Buat mas Agus alias Sayap-Sayap Patah (Purwakarta), rindangnya pepohonan dan terjalnya tebing Air Terjun Madakaripura adalah saksi ketika kita berjamaah bersimpuh menghadapNya, terimakasih untuk sebuah Apel ranum saat aku benar-benar membutuhkannya di pendakian. Indra Setiawan (Banjarmasin), jangan pernah kau lupa, kita pernah satu atap berdua…..ada cinta diantara kita………….dan tak akan pernah kulupa(^..^). untuk Bima A. Putera dari Solo, sharing kita tentang Penginderaan Jarak Jauh dan Teknologi Up Date Software Pemetaan dapat dilanjutkan kapan saja. Angkat ranselmu hai anak muda, di pundakmulah negeri ini dititipkan, begitu banyak titik di negeri ini yang membutuhkan orang-orang dengan semangat tinggi sepertimu, bangkit dan mulailah melangkah…..
Untuk Raisan Al Farisi dan Wisnu Pramuliawardani (Bandung), terimakasih atas kebersamaannya. Kalian memang pantas menjadi yang terdepan. Semangat yang kalian torehkan adalah invest terbesar untuk terus mendaki kesuksesan, jangan lupa lengkapi juga koleksi ekspedisi alam kalian dengan basic ketauhidan yang tangguh, hingga kalian bisa mengkombinasikan keindahan yang kalian temukan adalah paduan teori dan empiris yang mengukuhkan sukma kalian, suatu saat kalian akan semakin gagah menapaki kehidupan ini, dan merasa tak berdaya kala bersimpuh dikeharibaanNya. Untuk Eko (dan anak-anak Mapala Apache), semoga kita dapat bertemu di lain waktu. Untuk Mas Rudy Sanjaya terimakasih atas candanya yang cerdas….terimakasih untuk seteguk air putih di puncak Mahamerunya. Untuk bang Togi, masih terngiang teriakan khas yang menyemangati perjalanan kita. Untuk semua pendaki-pendaki tangguh lainnya Fika Astari, Yani Indriati, Yani Pahlawiyanti, Dian Shiloh Mariany, Fikri Rezqan, Amin Mubarrak, Delly Andrian, Andy Rahman dan semua yang tentu saja masih membekasi di internal hardiskku.
Untuk Group Ceker Petualang (Banjarmasin Traveller) ; Faris dan Javier Aditya, terimakasih atas pertemanannya. Keep contact Guys.
Untuk yang telah mensupport ekspedisi ini, buat mas Sudarmanto atas tumpangannya di Malang, untuk Citra mahasiswi UMM atas perkenalannya hingga kita seperjalanan menuju Malang via Juanda, untuk my special friend ; Rezy Aziz dari komunitas BPI (Backpacker Indonesia) regional Surabaya, ‘maaf, kembali tidak bisa memenuhi undangannya untuk inap di kediamannya, next time ya……makasih udah menemani malam terakhirku hingga jam 3 pagi……aku tunggu di Kepulauan Derawan, Hutan Mangrove di tengah kota Tarakan dengan spesies Bekantan si Kera berhidung panjang hingga deretan wisata kuliner sea food khas kota Tarakan’.
Teman-teman kantor yang selalu berpikiran positif untuk setiap langkah kakiku, untuk Mas Ribut Hidayat, Mas Joko Purwanto, Iwan Benk, Dwi Yulianto, Tonglo Bulawan, Hasbi Samad……makasih telah banyak memberikan input untuk setiap perjalananku. Teman-teman dari The Bianggy Tarakan, Rika Ramlan, Witasari, Duwie Wijaya, Lila Utami, Erie, Vera ; makasih tak bosan-bosannya menerima kiriman BBM group dariku……miss u all…….
Dan terakhir buat teman-teman di seberang sana yang masih setia mengikuti cerita perjalananku, untuk sahabat terbaikku Idham Jufri di Makassar, Trias Eventi di Jakarta, Novia Tri Marfuah di Jepara, Nanda Patria di Jogjakarta, Nova Triana di Balikpapan dan TP Adrian di Medan. Kalian laksana mentari yang memberikan kehangatan kala aku bertekuk, dan Laksana savanna kala aku tersesat di tengah gurun nan luas, kalimat cinta dari kalian adalah harta tak ternilai buatku, tak seberapa mungkin bagi kalian tapi bagiku, kalimat yang kalian berikan adalah kekuatan hingga aku selalu tegap melangkahkan kaki yang telah terseret kemalasan. Terimakasih, Tuhan selalu bersama orang-orang yang memberikan cinta tulusnya untuk sebuah persahabatan, dan orang-orang tersebut adalah kalian.
Penutup, tentu saja permohonan maaf atas ketidaknyamanan semua sahabat atas segala perilaku dan ucap kata yang terlanjur membekas di hati kalian. Tidak ada maksud apapun kecuali semua adalah kealfaan aku sebagai makhluk biasa.
Indahnya Ranu Kumbolo Seindah Persahabatan Kita
Tingginya Tanjakkan Cinta bukan Aral Satukan Tekad Kita
Aku, Bersama Kalian Adalah Satu
Hanya Sekelompok Manusia Tak Berdaya
Berusaha Gapai Sekelumit Indah CiptaNya
Tentu Saja di Alam Sana Masih Ada Ribuan Landscape yang Lebih Indah
Masih ada Ranu (danau) yang Lebih Sejuk
Masih Terhampar Edelweis yang Berwarna
dan Masih Ada Puncak yang Lebih Nikmat
dan Itulah Pendakian Sebenarnya
Semoga Kita Dipertemukan Kembali di Puncak Keindahan Tersebut….
Bersama….
di Surga….
Salam Cinta dari Sera, Borneo Utara.
Iman Rabinata