Air Terjun Sipiso - Piso - Sumatera Utara |
Karena tak memiliki waktu yang tak banyak, sementara danau
toba adalah spot yang harus saya kunjungi sebagai danau terbesar di Indonesia,
akhirnya saya memilih mengunjungi danau toba dari sisi Air Terjun Sipiso-piso
yang berada di kabupaten Karo. Air terjunnya dapat, danau toba pun terlihat.
Ketika tiba di tanah medan dengan menggunakan bus dari kota
Bukit Tinggi sumatera barat, kita langsung menuju hotel residence. Check in,
mandi ganti pakaian lalu pergi lagi. Jam 11 siang, kita menuju jalanan medan
yang riuh untuk menuju Kabanjahe, kabupaten Karo. Ini adalah trip terakhir di
tanah sumatera, dadakan, tanpa itinerary, sambil browsing, sambil nanya2 via
pesan singkat, chatting, sementara cuacapun mendung dan sebagian tempat di
perjalanan diguyur hujan. Saya tak mencatat detil perjalanan kali ini. selain
lelah, moda transportasi kota medan yang sumpek, padat dan music yang keras
membuat saya larut menikmati perjalanan kali ini. menuju air terjun sipiso-piso
dari kota medan, dimulai dari jam 11 siang, hingga sampai di air terjun
tersebut sekitar pukul lima sore. Hujan lagi. Dengan empat kali ganti kendaran
transport. Beginilah kalau melakukan perjalanan tanpa persiapan untuk
mempelajari rute dengan matang, kehabisan waktu di perjalanan dengan
berganti-ganti kendaraan karena dibatasi oleh trayek kendaraan per wilayah
hingga tingkat desa atau kecamatan. Sempat berjalan kaki di tengah kota
kabupaten Karo untuk mencari angkutan yang ngetem jurusan desa Tongging, yang
ternyata angkutan tersebut tidak stanby pada terminal kota kabupatennya. Yang
jelas, ini adalah perjalanan paling rempong bin ruwet. Sempat nanya polantas
kece, tetap saja masih kesulitan mencari lokasi ngetem si angkot. Nanya
beberapa kali dengan orang yang berseliweran di jalan, malah bikin puyeng, beda
sumber beda jawaban, fiuh. Di satu sisi, melelahkan dan memang menyita waktu,
di sisi lain, aku menikmati ‘ketersesatan’ ini, haha. Ngga tahu travelmateku,
dia mah diem aja, jadi ngga tahu apa sama-sama puyeng mencari angkutan yang tak
kunjung tiba.
Hari semakin siang, akhirnya si angkutan ditemukan. Kita
naik ke mobil, dan seperti biasa, memilih bangku bagian belakang. Mesin mobil
tak akan dihidupkan, sebelum mobil penuh sesak oleh penumpang. Beberapa lama
akhirnya penuh juga angkutan ini, penuh dengan wanita batak, inang-inang,
abang-abang, sayur mayur, dan tentu saja dentuman music khas dari tanah Karo.
Ayo, kita kemon.
Sepanjang perjalanan, tentu saja waktunya untuk tebar
pesona, tanya ini itu dengan penumpang lain yang sedang asyik bercengkerama
dengan bahasa lokal. Ternyata, wanita muda yang di sebelah saya, dulunya pernah
tinggal di Kalimantan, jadinya ada sedikit bahan yang bisa kita bincangkan
selama perjalanan.
Hari semakin sore, hujanpun turun perlahan. Lokasi air
terjun yang dimaksud telah tiba. Kami diturunkan di depan pintu masuk lokasi
wisata tersebut. Sementara mobil angkutan masih melaju menuju desa Tongging.
Desa Tongging adalah desa yang berada tepat di tepi danau Toba. Sementara air
terjun Sipiso-piso berada tak jauh dari tepi danau toba juga. Jadi, dari
sipiso-piso, kita juga bisa menyaksikan keindahan danau tersebut. Opsi inilah
yang kami ambil ketika berkunjung ke sumatera utara dengan waktu terbatas.
Hasilnya, kita bisa saksikan keindahan air terjun tanpa melewatkan keindahan danau
toba.
Menatap Danau Toba dalam Gerimis Senja |
Kita sampai, terlihat danau toba diantara gerimis dan langit
senja. Terlihat air terjun bak pisau yang menusuk ke bumi. Dan terlihat rumah
makan muslim sikumbang yang menggoda. Yak, danau toba, air terjun sipiso-piso
ataukah rumah makan muslim sikumbang? Ternyata lebih menarik rumah makan.
Laperrrr soalnya.
RM Muslim Sikumbang |
Di rumah makan tersebut, kita sebenarnya ditawari untuk
menginap dan menyarankan untuk kembali ke medan ke esokan harinya saja. Beliau
juga menyarankan kepada saya dan travelmate untuk mendaki bukit di tepi danau
toba untuk mendapatkan view yang lebih indah. Tetapi karena keterbatasan waktu,
kita hanya bisa menikmati keindahan bumi sumatera utara tersebut dengan waktu
yang terbatas. Pemilik rumah makan muslim sikumbang tersebut juga yang mengatur
kendaraan yang akan kami gunakan untuk kembali ke medan. Dari areal air terjun
si piso-piso, kami diantara dengan menggunakan bentor setelah itu menumpang
mobil L-300 dari persimpangan dengan sekali jalan hingga sampai di kota medan.
Trip saya kali ini, benar-benar tanpa keterangan waktu,
biaya, moda transportasi yang detail. Padahal rute menuju spot wisata tersebut
sangat bermanfaat buat para backpacker, hanya saja sayang, keterbatasan waktu,
kurangnya membaca tulisan travelblog karena memang trip dadakan, ditambah
battery camdig yang akut, membuat saya melupakan mencatat ataupun merekam
informasi penting yang biasanya dibutuhkan para backpacker.
ooOoo
Artikel Terkait
hmmm...danau toba dan historis gunung toba :)
BalasHapusbenar, toba salah satu icon negeri ini. historynya begitu 'sangar' untuk dipelajari kembali. terimaksih mba dilis.
Hapusdulu pernah juga mas kesitu,,
BalasHapusdah yang bikin pengen ketawa ya itu
naik ke bawah bawa carier yang masih penuh
trus naiknya dibawa lagi pula...
ahahaha
.
mampir ke blog saya ya mas ^_^
salam celoteh backpacker
tentu isi kerilnya berharga sekali ya gan, sampe dibawa turun naik sipiso-piso, hehe.
Hapusoke gan, menuju ke tkp.
salam #cb
Pengen kesanaaaaa !!!!
BalasHapusayo ! angkat ranselnya kawan.
Hapuswewww kalo diberitau si oom @deddy rifani pasti ngiler tuh anak... ya ampun bang.. sayang bener... ga bisa dapat info detinya neh :O
BalasHapusane ada cp anak2 yang kemaren magang di tempat ane, kalo mo kesana ntar ane bagi cpnya.
Hapus