Jumat, 01 Februari 2013

Kemegahan Sipiso-Piso di Tepi Danau Toba

Air Terjun Sipiso - Piso - Sumatera Utara

Karena tak memiliki waktu yang tak banyak, sementara danau toba adalah spot yang harus saya kunjungi sebagai danau terbesar di Indonesia, akhirnya saya memilih mengunjungi danau toba dari sisi Air Terjun Sipiso-piso yang berada di kabupaten Karo. Air terjunnya dapat, danau toba pun terlihat.


Ketika tiba di tanah medan dengan menggunakan bus dari kota Bukit Tinggi sumatera barat, kita langsung menuju hotel residence. Check in, mandi ganti pakaian lalu pergi lagi. Jam 11 siang, kita menuju jalanan medan yang riuh untuk menuju Kabanjahe, kabupaten Karo. Ini adalah trip terakhir di tanah sumatera, dadakan, tanpa itinerary, sambil browsing, sambil nanya2 via pesan singkat, chatting, sementara cuacapun mendung dan sebagian tempat di perjalanan diguyur hujan. Saya tak mencatat detil perjalanan kali ini. selain lelah, moda transportasi kota medan yang sumpek, padat dan music yang keras membuat saya larut menikmati perjalanan kali ini. menuju air terjun sipiso-piso dari kota medan, dimulai dari jam 11 siang, hingga sampai di air terjun tersebut sekitar pukul lima sore. Hujan lagi. Dengan empat kali ganti kendaran transport. Beginilah kalau melakukan perjalanan tanpa persiapan untuk mempelajari rute dengan matang, kehabisan waktu di perjalanan dengan berganti-ganti kendaraan karena dibatasi oleh trayek kendaraan per wilayah hingga tingkat desa atau kecamatan. Sempat berjalan kaki di tengah kota kabupaten Karo untuk mencari angkutan yang ngetem jurusan desa Tongging, yang ternyata angkutan tersebut tidak stanby pada terminal kota kabupatennya. Yang jelas, ini adalah perjalanan paling rempong bin ruwet. Sempat nanya polantas kece, tetap saja masih kesulitan mencari lokasi ngetem si angkot. Nanya beberapa kali dengan orang yang berseliweran di jalan, malah bikin puyeng, beda sumber beda jawaban, fiuh. Di satu sisi, melelahkan dan memang menyita waktu, di sisi lain, aku menikmati ‘ketersesatan’ ini, haha. Ngga tahu travelmateku, dia mah diem aja, jadi ngga tahu apa sama-sama puyeng mencari angkutan yang tak kunjung tiba.

Hari semakin siang, akhirnya si angkutan ditemukan. Kita naik ke mobil, dan seperti biasa, memilih bangku bagian belakang. Mesin mobil tak akan dihidupkan, sebelum mobil penuh sesak oleh penumpang. Beberapa lama akhirnya penuh juga angkutan ini, penuh dengan wanita batak, inang-inang, abang-abang, sayur mayur, dan tentu saja dentuman music khas dari tanah Karo. Ayo, kita kemon.

Sepanjang perjalanan, tentu saja waktunya untuk tebar pesona, tanya ini itu dengan penumpang lain yang sedang asyik bercengkerama dengan bahasa lokal. Ternyata, wanita muda yang di sebelah saya, dulunya pernah tinggal di Kalimantan, jadinya ada sedikit bahan yang bisa kita bincangkan selama perjalanan.

Hari semakin sore, hujanpun turun perlahan. Lokasi air terjun yang dimaksud telah tiba. Kami diturunkan di depan pintu masuk lokasi wisata tersebut. Sementara mobil angkutan masih melaju menuju desa Tongging. Desa Tongging adalah desa yang berada tepat di tepi danau Toba. Sementara air terjun Sipiso-piso berada tak jauh dari tepi danau toba juga. Jadi, dari sipiso-piso, kita juga bisa menyaksikan keindahan danau tersebut. Opsi inilah yang kami ambil ketika berkunjung ke sumatera utara dengan waktu terbatas. Hasilnya, kita bisa saksikan keindahan air terjun tanpa melewatkan keindahan danau toba.

Menatap Danau Toba dalam Gerimis Senja

Kita sampai, terlihat danau toba diantara gerimis dan langit senja. Terlihat air terjun bak pisau yang menusuk ke bumi. Dan terlihat rumah makan muslim sikumbang yang menggoda. Yak, danau toba, air terjun sipiso-piso ataukah rumah makan muslim sikumbang? Ternyata lebih menarik rumah makan. Laperrrr soalnya.

RM Muslim Sikumbang 
Di rumah makan tersebut, kita sebenarnya ditawari untuk menginap dan menyarankan untuk kembali ke medan ke esokan harinya saja. Beliau juga menyarankan kepada saya dan travelmate untuk mendaki bukit di tepi danau toba untuk mendapatkan view yang lebih indah. Tetapi karena keterbatasan waktu, kita hanya bisa menikmati keindahan bumi sumatera utara tersebut dengan waktu yang terbatas. Pemilik rumah makan muslim sikumbang tersebut juga yang mengatur kendaraan yang akan kami gunakan untuk kembali ke medan. Dari areal air terjun si piso-piso, kami diantara dengan menggunakan bentor setelah itu menumpang mobil L-300 dari persimpangan dengan sekali jalan hingga sampai di kota medan.

Trip saya kali ini, benar-benar tanpa keterangan waktu, biaya, moda transportasi yang detail. Padahal rute menuju spot wisata tersebut sangat bermanfaat buat para backpacker, hanya saja sayang, keterbatasan waktu, kurangnya membaca tulisan travelblog karena memang trip dadakan, ditambah battery camdig yang akut, membuat saya melupakan mencatat ataupun merekam informasi penting yang biasanya dibutuhkan para backpacker.

ooOoo 
Artikel Terkait
Comments
8 Comments

8 komentar:

  1. hmmm...danau toba dan historis gunung toba :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. benar, toba salah satu icon negeri ini. historynya begitu 'sangar' untuk dipelajari kembali. terimaksih mba dilis.

      Hapus
  2. dulu pernah juga mas kesitu,,
    dah yang bikin pengen ketawa ya itu
    naik ke bawah bawa carier yang masih penuh
    trus naiknya dibawa lagi pula...
    ahahaha
    .
    mampir ke blog saya ya mas ^_^
    salam celoteh backpacker

    BalasHapus
    Balasan
    1. tentu isi kerilnya berharga sekali ya gan, sampe dibawa turun naik sipiso-piso, hehe.
      oke gan, menuju ke tkp.
      salam #cb

      Hapus
  3. wewww kalo diberitau si oom @deddy rifani pasti ngiler tuh anak... ya ampun bang.. sayang bener... ga bisa dapat info detinya neh :O

    BalasHapus
    Balasan
    1. ane ada cp anak2 yang kemaren magang di tempat ane, kalo mo kesana ntar ane bagi cpnya.

      Hapus