Jumat, 25 Mei 2018

Nyang Nyang


Nyang Nyang adalah salah satu pantai di selatan pulau Bali yang masih sepi. Saya kadang aneh saja pulau yang begitu masyhur itu masih saja ada spot yang belum ramai dijamah. Dan sepertinya untuk beberapa waktu ke depan, akan ada lagi beberapa spot baru yang ditemukan. Mungkin bukan ditemukan, tapi lagi ngehits untuk dipublikasikan. Dan kali ini, Nyang Nyang yang menjadi tema tulisan.





Ada banyak sebetulnya destinasi yang sudah aku masukkan list. Tapi karena kali ini barengan partner baru, jadi agak kondisional realisasinya. Menyesuaikan lebih tepatnya. Termasuk menyesuaikan jadwal perjalanan setelah mereka bangun tidur. Jadinya start ngetrip itu bisa saat siang hari dan hanya dapat satu atau dua spot wisata saja. Tapi ya sudahlah, setiap perjalanan memang akan selalu bersanding dengan pengalaman, dengan pelajaran, dengan kejutan-kejutan. Bukankah dunia ini sebuah cerita kata Bang Togi (teman pendakian saya), kalau hanya rutinitas rumah, kantor dan rumah lagi, maka cerita tak akan banyak warnanya, hehe. Benar juga pikirku.


Lanjut ke Nyang Nyang. Jadi si pantai ini memang tidak semasyhur Kuta, Seminyak, atau Sanur. Tapi memang setiap pantai di Bali itu punya kekhasannya sendiri-sendiri. Kalau ingin yang ramai, pantai yang berada di sisi kota, pantai dengan ombak bergulung untuk surfer pemula, atau pantai dengan benaman mentari senja, maka Kuta lah tempatnya. Lalu kalau ingin yang banyak wahana bermainnya, bisa ke Tanjung Benoa. Wahana seperti banana boat, parasailing, jet ski, fly fish dan lain-lain bisa ditemukan di pantai ini. Kemudian ada lagi pantai-pantai yang lagi ngehits yang belum kesampaian juga aku ke sana, sebut saja Dreamland, Pandawa, Padang-padang (padang-padang udah nggak ngehits), atau Melasti. Tapi sebetulnya kalau sudah di Bali, kadang jenuh juga harus ke pantai terus. Mirip-mirip saja, namanya saja pantai, tentu saja yang ada adalah air laut, ombak, pasir dan sengatan matahari.


Jadi, meskipun mainan di pantai sebetulnya bukan passion aku, tapi Bali tetap nyaman untuk liburan ala-ala. Dan aku awalnya menyiasati untuk bisa camping di salah satu lokasi di Bali. Dari hasil browsing-browsing, maka tempat yang direkomendasikan adalah pantai Nyang-Nyang. Sudah niat sebetulnya, tapi urung kembali.  Entah apa alasannya, tapi sepertinya memang sudah tepat aku membatalkan plan untuk camping di pantai itu. Tapi buat kalian, yang memang ingin camping, dengan teman-teman camping seperti biasanya, aku tetap sarankan untuk memilih lokasi ini untuk camping. Nenda di pinggir pantai yang masih luar biasa sepinya, ada angin, masih ada hutan di dekatnya, jauh dari pemukiman, nyalakan perapian, masak air, ngopi-ngopi cantik, atau sekadar buat popcorn juga mantap.


Bagaimana menuju pantai ini?. Jadi sebetulnya akupun salah jalan. Jadi dari beberapa blog yang aku baca, memang ada beberapa rute yang aku temukan. Ada yang memberi rute lewat SDN 3 Jimbaran, lalu ada pertigaan, kemudian ada anak tangga yang banyak, ikuti turun anak tangga tersebut, maka akan sampai di pantai. Ada juga yang memberi rute jalan berkapur, yang menurut informasinya adalah jalan baru. Rutenya itu jalan menuju Uluwatu atau jalan raya Uluwatu, melewati kampus UNUD dan tempat wisata GWS, sampai di perermpatan menuju Balangan dan Pandawa ambil jalan lurus hingga ada bola golf besar atau Pecatu Indah Resort. Terus lagi hingga di pertigaan Labuan Sait, terus lagi hingga ada plang menuju Nyang Nyang.




Sementara jalan yang kami lewati saat itu adalah jalan curam, lewat pohon-pohon, ada batu-batuan. Terjal menuruni jalan setapak, hingga sampai di pantai. Tapi sebenarnya kalau kesulitan, bisa nanya-nanya saja. Kami kemarin sebenarnya pulang dari Pura Uluwatu, saat itu memang navigatornya adalah aplikasi peta berbasis GPS, bisa pakai Google Maps atau Waze. Saat pulang dari Pura Luhur Uluwatu, ternyata menuju Nyang Nyang hanya sekitar satu kilometer saja. Akhirnya si Aplikasilasi lah yang mengantarkan kami ke titik atau pintu masuk Nyang Nyang. Tapi sebetulnya tidak keliru juga, karena di akhir jalan dari aplikasi itu mengantarkan kami ke lokasi parkir untuk ke Nyang Nyang.


Nyang Nyang tidak dipungut bayaran untuk HTM, hanya saja bayar untuk parkir sepeda motor. Jadi lokasi parkir itu juga seperti halaman Villa atau  Lodginghouse, dari situ ada papan petunjuk arah untuk menuju pantai. Pantai terlihat dari lokasi dekat parkiran, karena memang saat itu kita sudah berada di atas ketinggian, atau di atas tebing. Sudah ada beberapa pondok yang berjualan air mineral dan beberapa cenderamata, namun memang masih sangat sepi. Saat kami melalui jalan turun menuju pantai, kami hanya berpaspasan dengan beberapa orang turis saja. Begitupun saat sampai di pantai, turis yang ada tak lebih dari sepuluh orang saja.




Pantai yang luar biasa indahnya. Airnya biru, bening bertarung dengan gradasi matahari. Angin bertiup sangat kencang membuat gulungan ombak di tepi pantai. Pasir putih bersih tanpa sampah plastik bekas mie instant. Juga ada sebidang tanah yang datar dan ditumbuhi rerumputan. Sementara di sisinya, hanya dirimbuni pepohonan-pepohonan di tepi pantai.


Sudah ada payung-payung untuk berteduh di pantai Nyang Nyang. Hanya saja kulihat tak ada yang berteduh di bawahnya. Pantai ini memang sepi. Aku menghampiri payung indah itu, sebelum berteduh di bawahnya aku lihat ada label harga 50K untuk sekali berteduh. Akupun menjauh, daripada harus mengeluh.




Di pantai ini kami cukup lama menikmati keindahannya. Maklum saja, ini adalah hari pertama. Jadi semangat masih membara. Hanya berenang-renang lalu ketepian, karena tak ada rakit-rakit untuk mengantar ke penghulu. Ombak di pantai ini sangat tepat untuk bermain surfing. Ombaknya lebih besar dari pantai Kuta. Hanya saja memang belum ada penyewaan papan seluncur, beberapa turis yang ingin berselancar harus membawa sendiri papan seluncurnya.


O iya, di pantai ini juga terlihat aktivitas parasailing. Tidak terlalu aku perhatikan, karena malas saja harus melihat ke atas. Tapi setiap aku menoleh ke atas sana, parasailing selalu berpasangan. Tidak pernah sendiri ataupun bertiga. Buat halu saja pikirku, parasailng saja harus couple.


Tidur-tiduran di pantai, karena memang pasirnya bersih. Meskipun setelah itu badan jadi hitam. Mungkin diantara buliran pasirnya ada tinta si gurita luntur, jadi badan ikutan menjadi hitam.



Mandi, berjalan, tidur-tiduran, haus, minum, pulang.


Akhirnya kami kembali ke penginapan di Dua Dara Inn, melalui rute dengan berpedoman pada aplikasi GPS. Kami tiba dengan selamat, untuk perjalanan lainnya.


***

Selalu ada drama dalam sebuah perjalanan. Tidak semua yang kita inginkan menjadi kenyataan. Pada saat perang pertama dalam islam, yaitu badar, para sahabat juga pernah di-PHP dulu saat itu. Para sahabat tadinya hanya dijanjikan akan ‘merampas’ kembali hak mereka dari Abu Sufyan saat akan melintas menuju mekkah, namun ada pilihan lainnya ketika mereka harus berhadapan dengan Abu Jahl. Ya itu dimasa-masa awal islam yang menurut Ust. Hanan, bahwa para sahabat itu tidak ‘jadi’ dengan sendirinya, mereka tetap dibangun dalam tahapan-tahapan sehingga menjadi generasi terbaik jaman ini.


Itu sedikit kutipan dari jejak-jejak terbaik, bahwa rencana yang kita rancang, ekspektasi yang kita imajikan, bahkan impian yang kita bangun sekalipun, bisa terberai oleh satu dua kejadian, oleh rentetan kejutan. Namun, sekali lagi, setiap perjalanan itu punya ceritanya sendiri-sendiri. Ini bagian dari proses pendewasaan. Buat orang lain, yang hanya menikmati photo-photo yang kita share memang tak perlu tau apa yang tengah dijalani oleh seorang pejalan, apa yang telah dilewati oleh seorang ‘petualang’, namun buat kita, semua seperti sebuah kekayaan yang tak pernah dituliskan di selembar surat keterangan. Apapun kisah yang kita lewati sebagai suatu yang tak pernah lepas dari proses perjalanan, kitalah si sang pelaku perjalanan itu sendiri yang mengerti tentang semua.


Semoga setiap perjalanan yang kita lalui, (sepertiku atau kamu yang memang menggeluti aktivitas perjalanan ini) bisa memberikan kita banyak hal yang bisa dijadikan pertimbangan dalam membuat keputusan besar nantinya.


***


Terima kasih sudah membaca tulisan saya, semoga bermanfaat.


Iman Rabinata
082159816748


Artikel Terkait

Tidak ada komentar:

Posting Komentar