Rabu, 16 Desember 2020

Queensland Room

 

diambil dari akun ig _narso

Kesibukan adalah salah satu cara untuk melewati hari-hari dengan sehat. Harusnya!. Jadi selama satu bulan aku di Pare Kediri benar-benar menjadi satu bulan paling produktif. Dibilang lelah memang benar lelah, tapi lelahnya ini nggak bikin stress kepala. Asik saja. Lelah yang dinikmati.

 

Sebulan di Pare adalah hari yang bener-bener full aktivitas. Ini dimulai dari subuhan terus habis subuhan sudah ada morning class. Lah kelas ini ada di masing-masing camp atau camp terdekat.  Anyway, camp itu sebutan untuk rumah tinggal, bisa bentuknya rumah, ada yang kayak losmen, ada yang kayak penginepan atau seperti asrama. Aku karena tinggal di camp VIP yang pesertanya mix jadi kalau morning dan night class ikut ke camp lain. Jarak beberapa blok, jalan kaki dah. Jadi pagi abis subuhan aku sudah harus keluar camp untuk setor hapalan vocab.

 

Sekitar jam 05 pagi aku sudah kelar morning class, ngisi pagi dengan olahraga ringan. Syukurlah lembaga yang aku ikuti itu tepat di pinggiran kampung yang nggak jauh dari situ sudah ada sawah nan luas. Jadi beda dengan central tempat kursus lainnya yang sudah padat tumpah merayap. Di Learning Center -tempat aku kursus-, lokasinya memang pengembangan desa dan ini benar-benar asik lokasinya. Benar-benar deket sama sawah jadi tiap pagi aku masih bisa jogging dengan jalanan datar (beda tofografi dengan di Kalimantan), lalu view sawah dan juga gunung di kejauhan. Kalau mau jauh dikit pake sepeda bisa nemu candi kecil yang sudah lengkap dengan tamannya. Yang dimaksud kecil itu kalau dibanding dengan Borobudur, but the park yang jadi satu komplek dengan temple ini bikin areanya lebih luas.

 

One hour jogging atau running cukuplah. Kalau pulang dan melewati camp dari lembaga-lembaga lain masih terlihat di teras-teras mereka masih belajar. Ini sih kadang yang bangunnya telat dan antrean belakangan kalau pas setoran hapalan.

 

Terus balik, siap-siap mandi. Kalau di camp yang VIP kamar mandinya inside bedroom jadi nggak pake antrean. Terus gitu breakfast. Dianterin ke camp. Karena memang satu paket. Menunya ajib, lebih western sih in my opinion, padahal menu lokal a.k.a tradisional juga bikin selera dan lebih pas di lidah. But overall ini sih keliatan effort sekali. Menunya berkelas, kemasannya pun clean. Suka.

Mulai dari jam delapan pagi sampai jam 12 siang. Break cuman sejam. Mepet banget. Tapi aku sempatkan pulang ke camp. Karena masih sempet tidur siang wkwk. Jadi pas aku ceritain ke temen-temen kalau aku masih sempet tidur siang mereka seperti yang unbelievable. Jadi si satu jam lunch break itu makan siang, terus shalat, itukan juga ngga nyampe 20 menit kan. Jadi masih ada 20 menit untuk sleep terus prepare (include mandi), heading to kelas sekitar 5 menit dah. Inipun masih sempetin beli kopi panas. Bekal tumbler kecil, mampir di minimart beli kopi sachetan seduh air panas, nyampe dah di kelas. Fresh lagi.

 

Kemudian jam belajar siang. Biasanya ngantuk. Tapi belajar di Kampung Inggris, semua terasa sudah diantisipasi. Belajar ngga musti di kelas. Benar-benar fleksibel. Kadang kita milih outdoor atau di café deket kelas. Lah apa bisa? Sangat bisa, karena materi yang dipelajari di kelas outdoor itu kelas speaking. Speak up dengan suasana berbeda. 

 

Kelas di satu hari kelar. Aku kembali ke camp, ada waktu untuk olahraga sore atau nggak jalan-jalan seputaran kampung. Buanyak banget jajanan di tempat ini. Mau ke pasar atau pertokoan juga nggak jauh. Tinggal pesen ojek online, itungan menit sudah sampai. Untuk malem, ini bukan berarti nggak ada pelajaran. Masih ada night class. Dan kembali ke camp, tentu saja harus ngapalin vocab yang akan disetor besok paginya. Ini belum termasuk homework dari masing-masing tutor. Buatku yang pekerja kantoran saja, ini bikin penat, haha. Tapi karena memang niat yang besar, semua bisa diatasin.

 

Selama sebulan di sana, ini pertama kali aku terkena muntaber. Duh, penyakit ini benar-benar menyiksa. Aku terpaksa bedrest satu hari. Tapi bisa pulih setelah ke apotek besoknya. Alhamdulillah, bisa kembali mengikuti pelajaran.

 

Jadwal belajar senin – jumat. Padet. Tapi kalau udah abis exam mingguan. Time to vacation pun tiba. Week pertama aku dan genk (anak-anak A1 maksudnya) ke Batu, week 2 aku ke Kediri, dapet satu buku karya Andea Hirata di Gramed Kediri. Week 3 kami ke Gunung Kelud. Week 4 udah bubaran, haha. Aku kembali ke Surabaya ketemu teman yang kalau di Surabaya aku selalu repotin nih best friend, dan dia belum pernah ngerepotin aku haha.

 

Yaudah, makin nggak berkualitas nih tulisan. LoL. Jadi memang kadang rada males nulis. Bukan nggak ada agenda, tapi pengaruh usia, bukan juga. Karena ada kalanya jejak langkah ini males untuk dipublikasikan. Tapi pas sudah nengok-nengok lagi blog usang ini, dan baca apa yang pernah ditulis, ini bisa membantu dimana sebenarnya aku kala itu. Tapi satu hal yang paling penting buatku, menulis itu bukan tentang aku pernah di mana dan seperti apa ceritanya, tetapi lebih pada kemampuan aku merangkai tulisan. Buat orang mungkin simply, tapi buatku setiap tulisan memiliki progres yang berbeda.

 

Semoga, nanti ada mood untuk menulis cerita kembali. Ada banyak yang bisa diceritakan perjalanan atau kisah yang sudah dilalui tapi belum dituliskan di sini. Gunung Raung, Argopura, Merbabu, Sumbing adalah beberapa perjalanan yang belum tertuang di blog ini. Bahkan di dua pendakian terakhir, nggak ada photonya. Dipotoin candid sama partner, trus sent ke wasap. Save-nya cuman di internal hape, lalu hapenya hang. Ngga diupload di sosmed (akun sosmed pun punah), ya udah complete. Dan photo di blog inipun hasil nyomot di akun instagram _narso, ini selebgram tersohor terperinci terperikan. Jadi ceritanya, hape yang ada photo-photo selama di Pare was broke. Dan kalau posting tulisan di blog musti ada picture barang sebiji, alhasil dapatlah satu akun yang nggak diprivate. Belum ijin sih aku sama yang punya, aku cuma doain saja semoga dirinya sehat senantiasa, banyak fans, dimudahkan rezekinya dan cemerlang karirnya. Aamiiin.

 

***

Queensland Room adalah satu kelas di LC Pare Kediri. Masing-masing ruangan ada labelnya. Dan queensland room adalah ruang kelasku. Berada di lantai tiga, dengan konstruksi separuh outdoor. Jadi bisa sambil liat sawah di belakang building. Kelas ini diberikan untuk peserta dengan nilai terbaik saat placement test.

Katanya….

 

 

The end

Artikel Terkait
Comments
2 Comments

2 komentar:

  1. Wow.. salah satu peserta dengan nilai terbaik nih, cieee 😀

    BalasHapus
    Balasan
    1. Haha, lagian ini juga cuma katanya. Makasih mbak.

      Hapus