Selasa, 01 Maret 2011

Wisata Jiwa


Saat kurajut paduan aksara membentuk petikkan alinea, rinai hujan meromantiskan hijau gmelina di luaran, rembulan tak tampak karena terbalut pekat namun hangatnya berpendar dalam kebisuan. Rayu keriang di bilik papan, bagaikan puisi Kahlil Gibran dalam altar kemesraan, tetapi bilakah berpunya semua cerita dalam angan. Kutulis kisah ini tak bermaksud hanyut dalam romantika yang tak lagi remaja, tetapi karena pelataran hatiku berkecamuk saat pertama melihat sebuah pesona berwujud manusia.

Bertemu dengannya
Seolah bertemu keindahan Derawan
Tenang, Biru berpadu dalam harmonisasi alam

Kuulang berbisik pada kalbuku yang tak mungkin berdusta, apakah gerangan melanda diusia yang tak pantas lagi bermain asmara, ah…pesona, sudahlah… biarkan ku mengenalmu seperti kau mengenalku, cukup saat itu saja.

Haruskah akhir itu berarti berpisah
Nusa Barung ataukah Raja Ampat
Sebuah alasan rindu berdapat



Kubiarkan imajinasiku mengulang langkah yang pernah kulalui, hamparan hijau sawah tak berujung di sebuah desa dengan latar kegagahan gunung Semeru, menghijaukan raguku agar tetap selalu merunduk. Menatapnya, seolah sebuah kesalahan yang beralasan, karena diamnya telah wakili semua ucapnya. Kubiarkan imajinasiku mengulang langkah yang pernah kulalui, deburan ombak beriak dan pecah menerjang karang pura Uluwatu di selatan Pulau Dewata, mengusik jiwaku yang juga berontak menatap sorot matanya yang pekat, diam nan berisyarat, seolah  mengajarkanku tentang ilmu yang semestinya berbuat, bukan sekedar berucap. Kubiarkan imajinasiku mengulang langkah yang pernah kulalui, eksotisme rangka manusia di tebing tebing curam Toraja berhiaskan riap riap daun menghitam, seolah menitahkan kepadaku tentang sebuah ketulusan yang tak perlu berawal dari sebuah kata kenal. Seolah menitiskan cahaya kalbu merendam hasrat dalam belenggu. Kubiarkan imajinasiku mengulang langkah yang pernah kulalui, tentang ketangguhan Suramadu di tengah laut yang beradu, seakan mengajarkanku tentang keikhlasan yang kokoh dari sebuah pengabdian. Seolah  memintaku untuk meruntuhkan dinding dinding keangkuhan dari sebuah cerita perjalanan. Seolah memaksaku  bersimpuh dihadapan sebuah keanggunan bertabur marjan kesungguhan.

Losari, Kintamani….
 indahmu tak seindah tulusnya.

Kubiarkan imajinasiku mengulang langkah yang pernah kulalui, warna warni kupu-kupu Bantimurung seolah menambah corak dan garis kanvas di tepian hati yang beku dan terpasung. Membawaku melihat pesonanya yang tersenyum dan tawa yang tersusun, seolah mengajarkanku tentang olah hati yang meresap hingga ke sumsum. Kubiarkan jariku mengenang pesonanya, berwujud tulis rindu akan keluhuran budi dan santunnya. Kubiarkan imajinasiku mengulang langkah yang pernah kulalui, desir bayu menyapu wajah di pesisir pantai Bibir yang berlomba merengkuh materi. Seolah mengajakku menatap jauh keseberang samudera ilmu yang tampak tak bertepi.

Tenangnya, setenang air danau Batur pulau Bali
Sejuknya, melebihi sejuk Londa di pagi hari
Diamnya, laksana pemangku di pura pantai Senggigi

Kututup tulis ini, sementara rinai hujan belum berhenti. Pelataran bukit Terindak desa Jalai kupastikan basah melarutkan debu debu melekat. Menghanyutkan pelepah nipah ke muara Batu Pasu dan mistik gunung Srilaki. Seperti jiwaku, kuingin basah menyirami kesalahan merindu, kubiarkan hanyut bersama waktu. Maka, kubiarkan syair melayu, menutup mauku……..

Hendak gugur, gugurlah nangka
Jangan menimpa dahan yang jatuh
Hendak tidur, tidurlah mata
Jangan mengenang orang yang jauh


Artikel Terkait
Comments
16 Comments

16 komentar:

  1. 'Kuulang berbisik pada kalbuku yang tak mungkin berdusta, apakah gerangan melanda diusia yang tak pantas lagi bermain asmara, ah…pesona, sudahlah… biarkan ku mengenalmu seperti kau mengenalku'

    wow...keren, eksotik, kegelisahan berbalut rangkaian kata yang terbingkai santun dan sarat makna, perumpamaan latar yg tepat membuat kita seakan2 mengikuti langkah sang penulis berwisata jiwa, SALUT...bangga bsa punya teman sastrawan yg romantis...

    siapa kah gerangan pesona berwujud manusa itu??

    BalasHapus
  2. jazakallahu khair,,,,terimakasih sobat atas inspirasinya. darimulah aku mengenal dunia maya,,,bukankah ilmu yang dulu antum ajarkan adalah sebuah Blog (blog Ogie kalao ngga salah dulu ya,,,haha selain email dan milis tentunya)...trims a lot.

    BalasHapus
  3. wow keren man, bener bener wisata hati, tapi penasaran juga siapa ya manusia yang dimaksud he..he..he..

    BalasHapus
  4. manusia itu begitu mempesona,,,hahaha....
    identitasnya aku simpan,,,seperti dirimu sobat,,,identitasnya saya tak tahu......tulis nama bah,,,,

    BalasHapus
  5. hehe, buginese blogspot,mksh jg man

    dtunggu bah tulisan yg lain!

    BalasHapus
  6. @reza, terimakasih....sudah mampir.

    BalasHapus
  7. hehehehehe aq anonim yang tak punya nama itu kwkwkwkwkwkwkkw

    BalasHapus
  8. @wita : oh,,,dirimu toh ternyata,,,,suwun yo udah mampir.....
    yang jelas manusia yang mempesona itu bukan yang sering chatting nggak jelas itu,,,,hahaha.....

    BalasHapus
  9. Suit,,Suit,, Mas Imannnnn,,,, Sypa Tuch???

    Subhanallah mas, Keren plus buagus bangettt,,,
    puitis,, tp bahasa kiasan sMua,, binggung kita mau ngartikan,, takut g nyambung,, maklum,, setiap manusia punya penafsiran masing-masing,,
    tapi dari apa yang bisa ak artikan,, sepertinya ada sesuatu dgn prJalanan cuti kmrn hehehe,,,

    good luch mas,,
    lanjutkan tulis menulisnya,,

    -Novi-

    BalasHapus
  10. mba Nov : jangan suit,,,suit,,,ntar maju tuh bibir...hehe...
    itulah yang disebut perjalanan mba, menemukan keindahan dalam tafsir bebas....Kuta boleh indah tapi Pasar Turi bisa lebih indah, karena indah bukan perkara mata, tapi kerja hati....wk,wk,wk...

    ngga usah bingung2 diartikan, nah ini sekedar tulis,,,haha...btw...yang diartikan sudah tepat koq....

    86 mba, perintah dilanjutkan.

    BalasHapus
  11. siapa tu yg dimaksud?

    BalasHapus
  12. oooooooo julia kh hehehehehe

    BalasHapus
  13. Komentar ini telah dihapus oleh administrator blog.

    BalasHapus
  14. o'gt kirain dia yg di maksud hohohohohohoh
    sorry2.......mas imann

    BalasHapus