Jumat, 13 April 2012

Pernak Pernik Backpacker

Tak bisa dipungkiri, kegiatan backpacking yang saya geluti berdampak pada beberapa aktivitas baru lainnya, tentu saja aktivitas tersebut adalah kegiatan positif. Ada suka dan juga duka dalam setiap perjalanan. Tak semua planning yang disusun bisa dikerjakan pas, namun setidaknya tidak terlalu jauh meleset dari perkiraan, baik itu dalam hal budget atau waktu perjalanan. Traveling, atau backpacking bukan sekadar sebuah perjalanan namun tentang pelajaran baru, bertemu dengan banyak karakter dan budaya hingga berinteraksi aktif dengan beberapa penggiat usaha, pengelola usaha hingga aparat pemerintah di tingkat paling menyentuh dengan komponen masyarakat terdekat. Apa saja aktivitas ‘benalu’ yang mengikuti kegiatan backpacking? Ini dia ….


a.       Nge-Blog
Sebelum bepergian akan sangat membantu jika kita mencari referensi tentang objek yang dituju. Tulisan-tulisan blogger dengan cerita perjalanan mereka sangat membantu. Terus terang saya sangat suka dengan cara penulisan teman-teman travel writer di blog mereka, terasa sangat natural dan apa adanya. Tanpa disadari mereka telah berkontribusi aktif mempromosikan suatu daerah wisata, membantu netter yang sedang mencari informasi perjalanan hingga situasi kondisi suatu daerah yang muaranya akan melebarkan jumlah pertemanan dari berbagai daerah. Berangkat dari hal tersebut, dan supporting dari teman terbaik, akhirnya sayapun belajar menuliskan rangkai cerita perjalanan yang saya lalui melalui media yang sama. Awalnya, sangat sulit untuk memulainya, kehabisan kata, badmood hingga perasaan tak layak tampil selalu membayangi. Namun, saya pikir, semua memang berproses, biarkan kesempurnaan itu datang sementara kita tetap giat mempelajarinya.

Dengan menuliskan cerita perjalanan, setidaknya saya mulai memperbaiki cara menulis yang baik dan benar, mulai mencari informasi dari sumber yang valid dan lain sebagainya. Tentu saja dampaknya adalah semakin memperkaya khasanah keilmuan kita, karena selalu mengupgrade pengetahuan dengan terus belajar dan belajar.

Kembali atas saran seorang teman, saya mengirimkan dua artikel saya ke program Adira Faces of Indonesia sebagai media yang memperlombakan karya tulis wisata akhir tahun 2011 silam. Alhamdulillah, dua artikel tersebut terpilih menjadi pemenang. Teman-teman yang ingin melihat karya tulis tersebut dapat mengaksesnya di www.adirafacesofindonesia.com dengan tilte “Kalimat Mahameru” dan “Melonguane-Talaud-Sulawesi Utara”. Dua judul artikel tersebut memang terdapat juga di blog ini, namun untuk diperlombakan ke website tersebut, saya mengeditnya dengan dengan menambahkurangkan beberapa kalimat hingga tata bahasa yang baik dan benar.

b.      Internet Banking
Tinggal di daerah pedalaman yang sangat jauh dari fasilitas, tidak menyurutkan semangat untuk terus berbenah diri. Daerah tempat tinggal saya hanya ada satu Base Transceiver Station dengan hanya fasilitas EDGE, tidak ada Bank apalagi Anjungan Tunai Mandiri-nya, membuat saya kembali mencari cara bagaimana dapat melakukan transaksi financial tanpa harus ke kota yang tentu saja akan menyita waktu dan biaya. Internet Banking, adalah solusinya. Meski tidak mengcover semua kebutuhan, namun setidaknya sangat membantu untuk kita yang sering nongkrong di website maskapai penerbangan untuk menunggu informasi terkini tentang product promo mereka. Dengan mengaktifkan akun internet banking, kini saya dapat melihat history buku tabungan hingga pembelian barang online. Pengguna internet banking juga dapat memanfaatkan akunnya untuk melakukan pembayaran tagihan listrik, air dan telepon. Dapat digunakan untuk membeli pulsa, mentransfer dana, mencetak sendiri rekening Koran hingga beragam aktivitas financial lainnya tanpa harus berdiri antre di loket Teller Bank dimaksud.

c.       Paspor RI (Say No to Calo)
Internet, lagi-lagi internet yang selalu membantu dalam banyak hal. Salah satunya informasi tentang pembuatan Paspor RI. Tentu saja dengan bertanya dengan teman-teman lokal yang pernah membuatnya sebagai tambahan informasi. Pengalaman membuat Paspor RI beberapa waktu silam ada baiknya saya sharing juga di media ini, agar teman-teman yang ingin membuatnya di masa yang akan datang dapat menjadikan salah satu referensinya.

Pembuatan Paspor RI tak ubahnya membuat surat identitas lainnya di Republik ini, semisal pembuatan KTP, Kartu Keluarga, Akte Kelahiran dan lain sebagainya. Bayang-bayang sulitnya proses administrasi yang mengikuti prosedur berlaku, membuat kita enggan membuatnya sendiri. Akhirnya, masyarakat sering ‘ditipu’ dengan hal-hal tersebut yang berakibat tumbuh suburnya para Calo pengurusan surat-surat identittas tersebut. Di kota saya sendiri (Tarakan), sebelum saya mengurus sendiri Paspor tersebut, cerita tentang sulitnya membuat Paspor tersebut juga sama, namun dengan banyak membaca dari internet dan juga bertanya dari teman-teman yang pernah membuatnya dengan cara yang benar (baca ; procedural) ternyata tak sulit. Biaya yang dikeluarkan pun sangat mencengangkan teman-teman yang telah membuat paspor sebelumnya. Biaya yang dikeluarkan untuk pembuatan paspor tersebut adalah sejumlah Rp255.000,- ditambah Rp20.000,- totalnya Rp275.000,-. Biaya Rp20.000,- tersebut adalah biaya untuk pembelian map khusus yang dikeluarkan kantor Imigrasi setempat plus materai tempel beserta Surat Pernyataan. Jika dibanding dengan menggunakan jasa Calo harga yang dirogoh bisa berkisar Rp500.000,- sampai dengan Rp700.000,- sesuai pengalaman teman-teman yang pernah membuat.

Alasan beberapa teman kantor untuk menggunakan jasa Calo adalah perhitungan jam kantor yang dikhawatirkan menyita. Di sini, dapat saya ceritakan hal tersebut (untuk kota kecil Tarakan) tidaklah sepenuhnya benar. Saya mendatangi kantor Imigrasi kota Tarakan yang beralamat di Jalan Sumatera No. 01 Tarakan, pukul 13.30. Hanya tampak beberapa orang yang datang untuk menggunakan jasa kantor Imigrasi tersebut. Bagi anda yang ingin membuat Paspor dapat mengambil blangko Formulir di bagian CS, gratis. Anda dapat mengisinya sendiri dengan melihat contoh pengisian di meja tempat pengisian formulir di lobi kantor Imigrasi, atau dapat meminta bantuan penjelasan petugas di counter CS tersebut. Tak ada yang rumit dalam pengisian Formulir tersebut, sama seperti mengisi data pada formulir-formulir lain pada umumnya. Selain mengisi Formulir, kita juga diharuskan mengisi Surat Pernyataan yang diberi Materai dan diletakan menjadi satu dalam sebuah map khusus. Untuk berkas tersebut anda dapat memperolehnya di kantor Imigrasi tersebut seharga Rp20.000,- (tentative masing-masing daerah). Setelah Surat Pernyataan diisi dan ditandatangani, Formulir telah diisi, maka lampirkan berkas dengan Fotokopi Kartu Tanda Penduduk, Kartu Keluarga dan Akte Lahir (atau Ijazah / Surat Nikah). Untuk anda dengan status karyawan swasta, dapat melampirkan Surat Rekomendasi dari Kantor dimana anda bekerja. Masukan, berkas di Loket 1, lalu tunggu panggilan untuk verifikasi.

Tak menunggu lama, anda akan dipanggil untuk melakukan pencocokan data yang anda setorkan dengan dokumen asli. Ingat, untuk pengurusan Paspor, anda juga diharuskan membawa dokumen asli anda, yaitu KTP, KK, dan Akte Lahir. Jika tidak ada kesalahan pengisian Formulir, anda akan dipersilakan kembali di hari yang ditentukan untuk melakukan pembayaran biaya administrasi, photo, pengambilan sidik jari dan wawancara. Selesai, mudah dan gratis.

Senin pagi, sesuai dengan pemberitahuan sebelumnya, saya kembali mendatangi kantor Imigrasi tersebut, tak menunggu lama, saya dipanggil untuk melakukan pembayaran administrasi di bagian kasir sejumlah Rp.255.000,- kemudian photo (ngga boleh narsis) dan pengambilan sidik jari. Lalu anda akan diwawancara tentang keperluan anda membuat paspor tersebut. Tadinya, saya membayangkan wawancaranya seperti sedang melakukan tes masuk kerja atau presentasi, ternyata ‘hanya’ ngobrol asyik saja. Semua lancar, selesai, mudah, murah, tinggal menunggu kapan jadinya paspor tersebut di hari yang juga telah ditentukan.

Kepada teman-teman yang ingin membuat paspor apalagi untuk teman-teman di kota Tarakan yang sering bepergian ke Malaysia (perbatasan) ada baiknya mengurus paspor saja, daripada diuber-uber polis disana, disebut pendatang haram dan lain sebagainya hanya karena cerita bahwa pembuatan paspor di Republik ini sulit dan mahal, akhirnya malah mempersulit kita sendiri. Saya telah membuktikan, bahwa untuk membuat paspor tidak sulit dan tidak mahal (jika dibanding dengan menggunakan jasa Calo). Para petugas / pegawai di kantor Imigrasi juga sangat ramah koq, goodlooking dan ada yang berondong (LOh…)

Mari, membuat paspor dengan cara yang benar, kita basmi ladang pencarian para Calo dengan mengurus sendiri dokumen keperluan anda.

d.      Hidup Sehat
Tak bisa dipungkiri, kegiatan traveling (terlebih bergaya backpacker) akan ‘meremukan’ tulang-tulang anda. Perjalanan darat, laut, udara hingga berhadapan dengan kondisi cuaca yang tak baik tentu akan membuat stamina tubuh anda akan terganggu. Namun, saya menganggapnya sebagai ‘olahraga’, atau memang olahraga. Terlebih kegiatan seperti pendakian atau juga diving, tentu sangat dibutuhkan stamina yang prima, sehingga kegiatan yang dijalankan tidak mendapati gangguan yang berarti.
Diantara banyak pernik backpacking yang menyertai kegiatan, masih ada banyak hal lain yang ditemukan, tentu saja kegiatan-kegiatan yang bermanfaat, bagaimana? Anda tertarik, silakan angkat ransel anda.
Artikel Terkait
Comments
1 Comments

1 komentar:

  1. Man, next backpackers mw k Luar Negeri ya? Negara mana rencana?

    BalasHapus