Semua peradaban di kaki gunung memiliki tipikal yang sama.
Berhawa sejuk dengan pemandangan lereng gunung yang menghijau. Namun ada yang
berbeda dengan desa yang satu ini. entah kenapa, berdiri di depan gerbang desa
saja sudah terasa kedamaiannya. Kita diberhentikan angkot yang kami tumpangi
tepat di depan jalan masuk desa. Sebuah jalan beraspal yang sedikit menanjak.
Tak terlihat perkampungan dari situ. Hanya ada bangunan bengkel dan beberapa
tukang ojek yang mangkal. Serta sebuah papan petunjuk yang memuat tulisan
tentang profil desa yang berada di dalam sana. Saya diam sejenak. Menikmati
pemandangan yang terekam di lensa mata. Begitu sejuk, begitu indah, padahal
saat itu matahari berada tepat di atas kepala. Saya membaca tulisan di papan
petunjuk tersebut, lalu melanjutkan perjalanan dengan berjalan kaki. Kisah ini,
mengenal desa terindah Indonesia, aku ceritakan kisahku, yang aku lalui bersama
travelmateku yang berasal dari kota Banjarmasin.
Begitu banyak yang bisa dikunjugi di tanah minang ini, namun kali ini saya ingin memilih lokasi yang luput dari perhatian banyak orang. Desa terindah versi Budget Travel, desa Pariangan, Sumatera Barat. Lokasi ini merupakan rekomendasi dari seorang traveler asal daerah setempat , meski ia sendiri belum pernah menuju desa tersebut. Sahabat traveler tersebut menyarankan untuk mencari tambahan kebenaran informasi tersebut via internet. Dengan waktu yang tak banyak, saya sempatkan browsing dengan keyword desa terindah di dunia veris budget travel. Jujur, saya tak terlalu paham apa itu budget travel, tak terlalu pentinglah, yang jelas pada artikel yang ia buat, penulis memposting beberapa desa terindah di dunia, salah satunya adalah desa pariangan tersebut. Sedikit narasi dari postingan tersebut menjelaskan bahwa desa Pariangan adalah desa sejuk dengan bentuk bangunan rumah yang khas. Tak perlu waktu lama untuk memutuskan, saya memilih untuk menjadikan desa pariangan sebagai destinasi berikutnya.
Desa Pariangan adalah desa yang berada di kaki bukit Marapi Sumatera Barat. Desa ini merupakan desa budaya tempat suku minangkabau berada. Di desa ini juga terdapat beberapa objek budaya menarik lainnya, seperti kuburan panjang dan juga masjid tertua orang minang. Selain itu tentu saja banyak rumah tinggal yang ditemukan masih menggunakan model kontruksi lama, yaitu rumah gadang. Di desa ini tak sulit menemukan view rumah dengan model atap tanduk kerbau tersebut, meski di beberapa bangunan baru telah menggunakan model bangunan bergaya modern. Desa ini berada di perbukitan, semakin ke dalam semakin menanjak. Di bagian awal desa, terdapat hamparan kebun jagung dan juga tanaman lain. Tak terlalu jauh, cukup berjalan kaki sambil menikmati angin yang mengeringkan peluh. Tak beberapa lama, adalah pemukiman suku minang. Tak terlalu padat sehingga kita bisa dengan mudah menikmat detail bentuk bangunan khas tersebut. Semakin ke dalam desa, semakin membutuhkan tenaga. Saya dan travelmate saya, terus menyusuri desa tersebut, hingga ke bagian tak ada lagi pemukiman penduduk, hanya hamparan sawah yang luas dan menghijau. Kita terus melangkah naik ke perbukitan dengan jalan aspal yang masih terawat. Sesekali lewat pengendara roda dua yang mengantarkan hasil buminya ke depan desa. Dari tempat kami berada, di ketinggian, saya bisa menyaksikan lukisan alam yang begitu sempurna. Indah, damai dan begitu menenteramkan. Namun sayang, kebodohan saya kali ini, daya kamera digital saya tak cukup untuk merekam semua itu. No pic hoax?
Berada di bagian bukit desa ini, kami memutuskan untuk kembali menuruni lereng. Karena ada yang kami temui selain hamparan sawah dan tanaman palawija lainnya. Di kejauhan juga tampak beberapa rumah nun jauh disana, tetapi kami urungkan niat karena jarak yang jauh, tak ada akses kendaraan dan juga waktu. Ya, kami kembali menyusuri desa Pariangan, dan kali ini, kami memasuki salah satu gangnya. Sepanjang perjalanan, saya juga memperhatikan di desa ini sulit ditemukan warung makan, maklum jam makan siang telah lewat dan hari hampir saja menjemput malam. Di desa ini kami mencari masjid untuk tunaikan kewajiban. Dari kejauhan terdengar suara gemericik air sungai. Perlahan, masjid tersebut terlihat. Ya, view desa Pariangan yang kami lihat di website tersebut diambil di sini. kami menemukan spot tersebut sebelum mengakhiri mengunjungi desa ini.
Di halaman masjid bernama Islah ini, terdapat penjual sate
padang. Yup, makan dahulu sembari menatap kemegahan masjid bersejarah ini.
penjual sate padang menggelar dagangannya seorang diri, berada di halaman
masjid. Dari posisi ini, sembari menunggu si Uni mengolah makanannya, saya
menikmati sekeliling saya. Terlihat begitu banyak bangunan khas, dan juga
sungai yang mengalir deras diantara bebatuan. Sungai yang tak terlalu lebar
tersebut, memperlihatkan kejerniahannya. Setelah menikmati sate padang, saya
dan teman saya menuju ke sisi bawah untuk berwudhu. Di sini tidak hanya
diperuntukkan untuk berwudhu saja, tetapi juga untuk mandi. Terlihat beberapa
bilik yang dibuat dari beton dan dibentuk sedemikian rupa untuk membuat
pemakainya menjadi nyaman. Saya memilih untuk berwudhu saja, terlihat air yang
mengalir dari pipa plastic berukuran pergelangan tangan orang dewasa. Tanpa
kran, tanpa penutup. Air mengalir begitu saja. Dan yang membuat saya terkaget,
ternyata air yang mengalir ini mempunya dua jenis. Air dingin dan air hangat,
hehe. Seperti dispenser saja.
Hari semakin sore, saya meninggalkan desa ini menuju kota
Padang Pariaman. Selamat tinggal desa indah, semoga bentuk bangunan tersebut
akan terus lestari hingga anak cucuku kelak kan mengunjungi kembali. Suatu hari
nanti.
ooOoo
Photo update : 04.06.2013 by Faris Yahya
Artikel Terkait
iya ne..sayang skli Mas..gak ada fotonya..
BalasHapustapi saya percaya kok..walaupun gak ada picture...hehe :D
ada koq, ntar ya saya edit untuk upload photo2nya, masih di travelmate saya hehe.
Hapushemmmm sayang nya cuman lewat saja mas brooo :D
BalasHapusiya, cuman lewat, kalo nemu jodoh, domisili dah jadinya wkwkwk
HapusIndahnya negeri Pariangan ini
BalasHapusindah sekali. terima kasih yak intan.
HapusSepertinya saya pernah lewat..apa desa ini tanah datar jalan menuju paya kumbuh??kalau iya memang...kereeeen bgt view nya....
BalasHapuswah maap saya ngga apal itu jalan menuju payahkumber atau bukan, seingat saya, dari desa itu transpot menuju bukit tinggi sudah ga ada saat sore. akhirnya kami ke padang panjang dulu baru ke bukt tinggi.
Hapusmakasih sudah berkunjung, sumatera barat memang sangat luas dan beragam untuk dikunjungi.
KISAH NYATA..............
BalasHapusAss.Saya ir Sutrisno.Dari Kota Jaya Pura Ingin Berbagi Cerita
dulunya saya pengusaha sukses harta banyak dan kedudukan tinggi tapi semenjak
saya ditipu oleh teman hampir semua aset saya habis,
saya sempat putus asa hampir bunuh diri,tapi saya buka
internet dan menemukan nomor Ki Kanjeng saya beranikan diri untuk menghubungi beliau,saya di kasih solusi,
awalnya saya ragu dan tidak percaya,tapi saya coba ikut ritual dari Ki Kanjeng alhamdulillah sekarang saya dapat modal dan mulai merintis kembali usaha saya,
sekarang saya bisa bayar hutang2 saya di bank Mandiri dan BNI,terimah kasih Ki,mau seperti saya silahkan hub Ki
Kanjeng di nmr 085320279333 Kiyai Kanjeng,ini nyata demi Allah kalau saya tidak bohong,indahnya berbagi,assalamu alaikum.
KEMARIN SAYA TEMUKAN TULISAN DIBAWAH INI SYA COBA HUBUNGI TERNYATA BETUL,
BELIAU SUDAH MEMBUKTIKAN KESAYA !!!
((((((((((((DANA GHAIB)))))))))))))))))
Pesugihan Instant 10 MILYAR
Mulai bulan ini (juli 2015) Kami dari padepokan mengadakan program pesugihan Instant tanpa tumbal, serta tanpa resiko. Program ini kami khususkan bagi para pasien yang membutuhan modal usaha yang cukup besar, Hutang yang menumpuk (diatas 1 Milyar), Adapun ketentuan mengikuti program ini adalah sebagai berikut :
Mempunyai Hutang diatas 1 Milyar
Ingin membuka usaha dengan Modal diatas 1 Milyar
dll
Syarat :
Usia Minimal 21 Tahun
Berani Ritual (apabila tidak berani, maka bisa diwakilkan kami dan tim)
Belum pernah melakukan perjanjian pesugihan ditempat lain
Suci lahir dan batin (wanita tidak boleh mengikuti program ini pada saat datang bulan)
Harus memiliki Kamar Kosong di rumah anda
Proses :
Proses ritual selama 2 hari 2 malam di dalam gua
Harus siap mental lahir dan batin
Sanggup Puasa 2 hari 2 malam ( ngebleng)
Pada malam hari tidak boleh tidur
Biaya ritual Sebesar 10 Juta dengan rincian sebagai berikut :
Pengganti tumbal Kambing kendit : 5jt
Ayam cemani : 2jt
Minyak Songolangit : 2jt
bunga, candu, kemenyan, nasi tumpeng, kain kafan dll Sebesar : 1jt
Prosedur Daftar Ritual ini :
Kirim Foto anda
Kirim Data sesuai KTP
Format : Nama, Alamat, Umur, Nama ibu Kandung, Weton (Hari Lahir), PESUGIHAN 10 MILYAR
Kirim ke nomor ini : 085320279333
SMS Anda akan Kami balas secepatnya
Maaf Program ini TERBATAS .