Selasa, 26 April 2011

Bali

Bali - Indonesia

Pulau indah ini mendadak menjadi menyeramkan pasca terror bom yang mengguncang wilayah padat Kuta yang terjadi pada 12 Oktober 2002 lalu kemudian disusul tahun 2005 silam. Tidak hanya di Kuta tapi juga kawasan Jimbaran. Korban tewas mencapai 202 jiwa dan 209 orang terluka, korban tidak hanya dari wisatawan manca tetapi juga warga pribumi. Bom Bali, kenangan pahit itu masih terngiang saat aku menatap lokasi ledakan tersebut yang kini dibangun sebuah monumen peringatan peristiwa kelam itu. Kunjungan wisatawan mendadak menurun, tentu saja berdampak pada perekonomian daerah yang bergantung pada sektor pariwisata. Informasi ini aku dapatkan dari bincang-bincangku dengan seorang ibu paruh baya berkerudung jingga yang menjajakan makanan untuk moslem di pantai kuta. Kini, Bali kembali bergeliat.

Kuta di siang hari

Bali begitu eksotis, begitu dewasa. Bali, bagaikan seorang wanita muda yang sadar akan anugerah Tuhan akan kecantikannya dan memoles anugerah itu dengan sentuhan seni bercita rasa yang tinggi. Bali, sungguh menggoda jiwa. Pulau sepanjang 153 km ini, begitu sempurna dengan geo dan demografi yang berpadu. Pulau yang lebih dari 90% warganya adalah penganut agama hindu ini memiliki pariwisata alam dan seni budaya yang begitu indahnya. Pantai di pulau ini memiliki keindahan yang berbeda antara satu dengan pantai lainnya, semua pantai memiliki kekhasannya tersendiri. Pulau ini memiliki 2 (dua) buah gunung berapi yang pernah meletus (baca ; aktif) dan 2 (dua) gunung yang tidak aktif. Panorama gunung ini berpadu dengan keindahan danau dengan air yang jernih. Hamparan sawah yang menghijau, sungai yang melintas, hutan dengan kera yang begitu jinaknya dan juga adat budaya Bali yang begitu kentalnya. Warga Bali kunilai sebagai penganut agama yang taat beribadah. Bali oh Bali, seperti tak cukup kata menuliskan keindahanmu.

Okie House Poppies Lane II Kuta

Lokasi pertama yang aku kunjungi adalah pantai Kuta. Teringat lagu lawas dari Andre Hehanusa tentang pantai yang dipenuhi wisatawan manca ini. Kawasan Kuta sungguh ramai dan padat. Pantai ini berada persis di sisi jalan raya satu arah. Di pantai ini tampak beberapa hotel mewah dan juga penginapan murah. Penajaja makanan lokal juga mudah ditemui di antara restaurant dan café yang hingar bingar. Memilih lokasi Kuta sebagai hunian sementara cukup beralasan, selain dekat dengan airport ngurah rai, juga tak terlalu jauh dengan terminal ubung Denpasar. Kuta, seolah tak pernah tidur. Di kawasan Poppies, gang yang menjadi tempat berkumpulnya backpacker lokal dan manca merupakan kawasan padat yang begitu riuh. Di salah satu sudutnya adalah penginapan Okie House yang bersih dan strategis. Strategis, karena fasilitas yang dibutuhkan oleh traveler sungguh membantu, terdapat ATM Bank Mandiri dan BCA di halaman penginapan, minimart Circle K dan juga warung internet. Di gang ini mudah ditemukan jasa penyewaan kendaraan bermotor dan kios-kios merchandise tentunya. Hanya saja, suara bising dari bar tetangga terasa mengganggu. Buatku, dibikin enjoy saja. Okie House di gang Poppies II aku rekomendasikan buat anda, nominal yang harus dirogoh berada di harga Rp. 150.000,- per malam dengan view seperti tampak pada gambar.

Kuta di pagi hari


Berada di kuta serasa tak berada di negara sendiri, karena begitu banyak turis yang seliweran disini. Siang  hari dengan cuaca yang cerah, hanya tampak beberapa wisman yang berjemur di bibir pantai, wisatawan domestic lebih banyak bersantai di tepian yang dirindangi pepohonan sambil menikmati hidangan beraneka rasa yang tersedia di setiap ruangnya. Jika sore hari barulah tampak wisatawan domestic memadati tepi pantai untuk bermain air laut yang bersih. Terlihat beberapa surfer berselancar di gulungan ombak yang menghantar mereka ke tepi. Jika wisatawan asing terlihat menikmati sinar matahari dan berselancar, masyarakat kita terlihat cenderung ingin berpose dengan turis-turis manca tersebut. Jika anda ingin melihat Kuta dalam keadaan yang tidak ramai, kunjungilah pantai ini di pagi hari. Pantai terlihat segar dan hening.

Tanah Lot

Dengan merental satu unit kendaraan roda dua  (IDR Rp. 50.000,- per 12 jam,)di kawasan Kuta, berbekal dengan handymap yang banyak dijual di minimarket ataupun travel agent, aku menyusuri beberapa lokasi yang menjadi destinasiku kali ini. tak terlalu sulit menemukan objek wisata di pulau ini, setiap jalan selalu ditemukan papan petunjuk arah, sehingga meskipun baru pertama kali berada di pulau ini, dan hanya seorang diri, tak terasa menyulitkan menemukan lokasi yang dimaksud. Lokasi pertama yang aku kunjungi adalah kawasan tanah lot dengan keunikan pura di tengah lautnya. Tentu saja sunset di selatan pulau ini menjadi target beberapa wisatawan karena indahnya. Menuju lokasi ini harus melewati hamparan sawah yang luas dan menghijau, jalan raya dengan kondisi yang baik, memuluskan perjalanan menuju pantai yang viewnya yang kerap kita lihat di kartu pos ataupun kalender nasional kita. Saat mengunjungi pura laut ini, tampak umat hindu dari kabupaten tetangga tengah beribadah di lokasi ini. suasana menjadi hening dan damai.

 Sanur


Sanur. Pantai ini tidak kalah famousnya dengan Kuta. Saat mengunjungi pantai ini, pasir pantai terlihat becek, karena hujan semalam. Airpun saat itu sedang surut, jadinya tak terlalu indah dipandang. Beberapa pondok yang dibangun di tepi pantai bisa dijadikan alternative bersantai. Wisatawan yang berkunjung ke lokasi ini tak sebanyak wisatawan yang berkunjung ke Pantai Kuta. Namun, nama Sanur masih menjadi top rank tujuan wisata pantai di pulau ini.

 Jimbaran

Nama pantai ini tak mungkin terlupa, karena kawasan ini pun menjadi target pengeboman selain pantai Kuta beberapa tahun silam. Tampak tempat peristirahatan lengkap dengan payung berukuran besar di tepi pantai. Jimbaran, juga terkenal dengan restaurant dengan deretan meja yang panjang menyajikan makanan laut yang segar.

 My Fav Beach ; Nusa Dua

Tak salah bila kawasan ini dijadikan tempat pertemuan beberapa tamu penting kenegaraan. Pantai nusa dua bali memang berbeda dari beberapa pantai lain yang ada di pulau bali. Ombaknya tenang, airnya jernih serta pasir putih yang terjaga kebersihannya. Pantai inipun berada di sisi taman yang luas, hijau dan rindang. Suasana yang sangat berbeda dari umumnya pantai di pulau dewata yang selalu ramai dan riuh. Pantai nusa dua bali, begitu tenang dan menyejukkan.

Kintamani

Diantara banyaknya pilihan wisata di pulau ini, Kintamani adalah bagian yang tak terlewatkan dari beberapa agen perjalanan untuk memasukkan lokasi ini sebagai salah satu destinasi wisatanya. Kawasan indah dimana di lokasi ini kita dapat menyaksikan kegagahan gunung batur dan gunung agung sebagai dua gunung yang pernah meletus di pulau ini. juga menikmati ketenangan danau batur di tengahnya. Kintamani juga terdapat beberapa restaurant yang menyuguhkan view landscape bak lukisan alam itu. Dan aku mengagumi Si ‘pelukis agung’ itu.

Danau Batur

Target kali ini adalah pura hulundani batur, pura yang tidak begitu terkenal diantara banyak pura di pulau Bali. Kita mungkin lebih mengenal pura besakih sebagai pura terbesar, ada juga pura ulundanu di danau beratan, juga pura uluwatu di tebing curam pecatu. Namun pura hulundanu batur, hanya sebuah pura kecil yang tak begitu ramai. Untuk ke lokasi ini aku memerlukan guide lokal, Bli komang namanya, berasal dari daerah ini (Kintamani). Terasa asing menurutnya ketika aku inginkan pura kecil tersebut. Namun, semua akhirnya berjalan lancar sesuai mauku (dan kehendakNya tentunya).

 Desa di tepi danau Batur

Dari kintamai kita menuruni jalan dengan kelerengan curam, namun dengan kondisi jalan yang baik beraspal. Sepanjang perjalanan, serasa berada di lokasi video klip lagu-lagu gambus jaman TVRI dahulu kala. Yah, karena sepanjang jalan tampak bebatuan kasar, seperti batu karang di sisi-sisi jalan beraspal ini, pepohonan yang tak begitu rindang, memudahkan mata melihat kejernihan air danau di kaki gunung agung nan agung tersebut. Singgah sebentar di tepian danau, untuk menikmati kehangatan sumber air panas yang dikelola dengan sangat apik.

Bli Komang @ Pura Hulundanu Batur

Perjalanan dilanjutkan ke bagian paling ujung danau ini. kita melintasi sebuah desa yang cukup padat, rumah penduduknya tak banyak memang namun terkesan ramai. Tampak hamparan kebun sayur seperti kol dan sawi begitu suburnya di tepi danau. ‘masyaAllah, indah nian desa ini’, aku bergumam dalam hati. Tibalah aku di pura yang aku maksud. Berbeda dari beberapa pura yang aku kunjungi sebelumnya, pura ini memang sepi, tak ada seorangpun yang tampak beraktivitas ibadah di pura ini. entah, mungkin saja karena lokasi ini jauh atau mungkin ada aturan lain tentang keagamaan yang mengaturnya. Pura kecil di tepi danau, aku membiarkan sahabat baruku itu bersembahyang sejenak, ketaatan umat hindu disini membuatku iri akan keyakinan beragamanya.

Kabut tebal @ dataran tinggi Batur


Dari lokasi ini, aku diajak sahabat baruku itu menaiki tanjakkan yang amat-amat curam. Ia menginginkan aku menyaksikan danau dari lokasi yang berbeda, yah…… sangat curam, jalan setapak tapi beraspal, kita menaiki daerah ini dengan konsentrasi tingkat tinggi. Rawan, karena kalau tidak, bisa jatuh ke jurang kalau tidak mahir memainkan gas dan kopling tangan. Jokiku kali ini memang dahsyat, jalan berkelok, sempit dan sangat menanjak ia lalui bak seorang raser.  Tempat yang dimaksud telah sampai, hanya sepetak tanah datar selebar kurang lebih 10 meter.  Namun kita tak terlalu beruntung, karena saat itu kabut tebal menyelimuti daerah tersebut, padahal di bagian danau tadi dan sepanjang perjalanan, cuaca sangat cerah. Kita istirahat sejenak, sambil menunggu kabut tebal ini berakhir, tampak samar terlihat sebuah desa di bawah sana dengan keindahanan danau baturnya, meski tak terlalu jelas, namun keindahan desa kecil nan permai itu terlihat sungguh menawan. Aku menyukai kondisi ini, berada di ketinggian, dengan kabut tebal yang menyelimuti, seolah berada diatas awan. Di sini kita bertemu dengan seoang petani tomat yang hendak membawa hasil taninya ke kota, tomat yang ini berukuran jumbo. Lebih besar dari buah mangga. Mungkin karena kesuburan tanah di lahan ini. puas mengunjungi lokasi ini, kita pun beranjak pergi, tentu dengan kenangan dan kepuasan tak ternilai yang masih membekas menjadi memori indah.

@ Ubud


Kelar mengeksplorasi keindahan danau batur dan desa di sekitarnya, perjalanan dilanjutkan ke Ubud, kita melihat sejenak sawah bertingkat khas petani Bali. Ternyata lokasi ini ramai oleh pengunjung, tepat berada di pinggir jalan raya, sangat memungkinkan para wisatawan berhenti sejenak menikmati keindahan panorama yang berbukit. Bali, sekali lagi membuatku berdecak kagum, bagaimana tidak, ‘hanya’ sebidang tanah yang dibuat bertangga dan ditanami padi bisa menarik minat wisatawan untuk mengabadikan lokasi ini. indah memang, sangat indah. Akupun tak melewatkan lokasi ini, untuk memanjakan mata yang memang keseharianku lebih banyak memandangi layar 14 inch dengan rangkaian font dengan beraneka bentuk. Memandangi hijaunya alam ini, sekan menyadarkanku akan begitu pentingnya keseimbangan dalam hidup ini.

Monkey Forest

Tak jauh dari lokasi ini, kita menyempatkan untuk berkunjung sejenak ke monkey forest. Sebenarnya aku tak terlalu tertarik dengan lokasi ini. maklum, karena aku asli Kalimantan yang memang lebih banyak hutannya daripada pemukiman. Aneka ragam binatang tak terlalu sulit dijumpai di daerah asalku. Namun, karena sahabat baruku ini begitu bersemangat, akhirnya aku iakan saja. Selama di lokasi wisata, bli komang begitu bersemangat mengambil gambar. Ia aku biarkan merekam setiap langkah perjalananku kali ini. ia begitu menikmati suasana hutan yang dihuni banyak sekali kera yang tampak jinak. Aku hanya duduk-duduk saja seraya memperhatikan pola tingkah wisatawan asing yang begitu tampak asyik bercengkerama dengan kera-kera jinak. Mereka begitu terlihat natural saat berinteraksi dengan binatang-binatang tersebut.

Uluwatu

Lokasi lain yang aku hampiri adalah pura uluwatu. Pura yang berada di tebing tinggi di mana tampak air laut nan biru di bawah tebing. Air laut yang terlihat indah dari atas tebing, semakin membuatku harus berucap puji atas karunia yang telah diberikanNya kepada umat di bumi ini. sangat indah. Di pura inipun terdapat banyak kera yang tampak bermain di jalan-jalan dan pepohonan. Kera di lokasi ini dikenal usil. Binatang ini seperti terlatih untuk mencuri barang bawaan para pengunjung, seperti kacamata, ponsel,  handycam, camera, tas dan apa saja yang kita bawa. Jika barang bawaan yang dicuri tersebut bernilai tinggi, kita bisa meminta bantuan pawang untuk membantu mengambilkan barang dari si kera pencuri tadi. Terkesan diskenario. Karena ketika barang bawaan tersebut telah didapatkan dari bantuan sang pawang, tentu saja ada nominal yang harus dikeluarkan sebagai tanda terimakasih. Tidak harus mungkin, tapi sepertinya ‘harus’…haha.

Masih banyak lokasi wisata yang bisa dijadikan alternative berlibur anda, masih ada pantai Lovina, pantai Legian, pantai padang-padang yang menjadi lokasi pengambilan gambar dalam film Julia Robert, Pantai Dream Land, Tanjung Benoa, Pulau Nusa Penida, Lokasi belanja di Joger, pasar Sukawati, pusat kerajinan perak Celuk, Objek wisata Bedugul dengan danau beratan dan pura ulundanunya, Pura Taman Ayun yang merupakan pura peninggalan kerajaan mengwi, cagar alam dan budaya Alas Kedaton, kemudian ada balai peninggalan kerajaan Klungkung Kerta Ghosa, panorama bukit Jambul di kaki gunung agung, hingga pura Goa Lawah yang dijaga oleh ribuan kelelawar serta jangan lupa untuk menyaksikan keindahan Pantai Kusamba dengan aktivitas nelayan pembuat garam. Jika anda penikmat seni budaya, jangan lewatkan untuk menyaksikan eksotisnya Tari Barong. Banyak sekali bukan?, sehingga keberadaanku yang hanya Lima hari empat malam di kawasan padat wisata ini jelas tak cukup untuk memborong semua sisi pulau indah ini.

Terimakasih untuk teman-teman yang telah memberikan informasinya hingga memudahkan perjalanan kali ini. untuk Bli Komang, semoga kita bertemu lagi di lain waktu, Untuk mba Wiwien atas rekomendasi jasa jemput bandara PakDhenya, untuk Rizky Aulia Akbar atas bantuan online informasi pulau Bali, semoga Tuhan membalas kebaikan sahabat semua.

Jogjakarta

Mengunjungi kota budaya Jogjakarta seolah sebuah janji yang terpenuhi, itu karena Jogjakarta adalah sebenar-benarnya Indonesia, mengunjungi Jogja seakan mengunjungi jantung nusantara ini. Entah berlebihan atau tidak, jogja memang memiliki sentuhan khas yang mengindonesia. Indonesia yang dikenal ramah penduduk aslinya, baik dalam bertutur sapa maupun bertingkah laku dapat begitu terasa dekat ketika kita berada di kota yang juga dikenal sebagai kota pelajar ini. Kota-kota di Indonesia selainnya juga dikenal ramah, namun berada di Jogja seakan berada di kampung halaman sendiri.

Jogjakarta merupakan daerah istimewa dimana propinsi ini berdasarkan wilayah kesultanan Ngayogyakarta Hadiningrat dan Kadipaten Pakualam. Jogja masih sangat kental dengan budaya jawanya. Seni dan budaya merupakan bagian yang tak terpisahkan dalam kehidupan masyarakat Jogja. 

Borobudur

Jogjakarta memiliki beberapa objek wisata andalan selain keramahan penduduknya, anda dapat menikmati keindahan pemandangan alam di lereng dan atau gunung merapi, candi prambanan, candi borobudur, candi kalasan, kaliurang, istana air taman sari, monumen jogja kembali dan beberapa lokasi pantai di selatan jogja, seperti pantai parangtritis dan pantai baron. Jangan lewatkan mengitari pesona keraton jogja dan keramaian malioboro. Suasana berbeda akan anda temukan di pasar tradisional beringhardjo.

Borobudur adalah candi budha mahayana yang telah ada sejak tahun 800-an masehi pada masa pemerintahan wangsa syailendra, merupakan candi yang berbentuk bujur sangkar dengan stupa besar di bagian puncaknya. Selain itu tersebar di semua pelatarannya beberapa stupa dengan ukuran yang lebih kecil. Lokasi candi ini berada di sebelah barat laut kota Jogjakarta, lebih tepatnya berada di kabupaten magelang jawa tengah. Jarak tempuh dari pusat kota jogja sekitar 40 km. untuk mencapai lokasi ini tidaklah sulit, karena marka jalan menuju lokasi candi sudah sangat membantu. Komplek candi ini dilengkapi dengan taman yang luas. Tampak beberapa kios dan pedagang dari penduduk menjajakan barang-barang yang akan dijadikan buah tangan. Ogut sarankan untuk tidak berkunjung di siang hari ke lokasi ini, apalagi cuaca sedang cerah. Karena berada di candi borobudur sama saja seperti berada di lapangan sepakbola, kontruksi candi yang terbuka memudahkan sinar matahari menyelimuti di setiap sudut candi. Jika anda ingin dalam suasana nyaman dan teduh, mungkin bisa memandangi candi ini dari taman saja. Tapi jika ingin tetap mengitari candi ini detail di setiap sudutnya meski cahaya menyengat, tak perlu risau karena banyak ojek payung yang akan menawarkan jasanya.

Borobudur

Pantai parangtritis adalah salah satu pantai terkenal di Jogjakarta. Pantai-pantai yang berada di garis pantai laut selatan pulau jawa ini sebenarnya cukup banyak, hanya saja pantai parangtritis seakan mewakili semua pantai-pantai lain yang ada di propinsi kesultanan ini. Keindahan pantai ini terletak pada cerita magisnya. Maka tak heran bila pada waktu-waktu tertentu di malam hari pantai ini dikabarkan ramai pengunjung. Pantai parangtritis tidak memiliki pasir yang putih nan lembut, hanya saja deburan ombak yang besar dan bergulung membuat pantai ini indah dipandang, ditambah lagi deru angin laut yang menyejukkan jiwa.

kemesraan parangtritis

Sepekan keberadaanku di Jogjakarta, seakan berada di lumbung ilmu. Berada di pinggiran kota Jogja, tepatnya di kabupaten Sleman dusun Cemorohardjo serasa mengembalikan semua energiku. Tinggal di sebuah dusun nan permai, rumah penduduk yang tertata dan tidak padat. Setiap rumah memiliki halaman sendiri-sendiri. Jarak satu rumah dengan rumah yang lain selalu terbentang ruang yang cukup. Di beberapa lahan tampak kebun salak pondok yang berbaris rapi. Seolah taman yang memang dirancang untuk memanjakan orang asing yang berkunjung ke lokasi ini. Setiap pagi, warga disini selalu terlihat menyapu halaman dan juga jalan di sekitarnya. Sungguh pemandangan yang indah bagaikan irama yang berpadu dengan tarian alam. Jogja, yang pernah diguncang gempa di tahun 2006 silam kini tengah berjibaku dari aktivitas ‘kecil’ sang merapi. Meski demikian, Jogja masih terlihat ramah. Tidak saja ramah terhadapku, tapi tentu saja terhadap alamnya.

berkuda di pantai parangtritis

Dari stasiun kereta api Tugu Jogjakarta yang juga ramah, kutinggalkan kota kekuasaan sultan hamengkubuwono ini di keheningan malam. Sendiri, di kereta ini…. terngiang syair tenar milik Kla Project tentang kerinduannya akan kota ini, Jogjakarta. Seperti aku, akupun akan merindukan kota ini…..Jogja, kulo pamit nggeh….

Rabu, 20 April 2011

Bogor - Jawa Barat

Bermula dari kota pahlawan Surabaya di airport internasional Juanda (trip sebelumnya baca di ; ‘semalam di malang’), kuputuskan mencari tiket tujuan Jakarta. Semua maskapai aku sambangi, hanya ada satu maskapai yang masih tersedia seat……Garuda airlines dengan kelas bisnis, jatuh di harga 1,3 jeti….wew,,,,,itupun ntar malem. Ogah, aku putuskan untuk bertawar menawar dengan calo bandara yang memang sedari awal kedatanganku sudah sibuk nawarin tiketnya……nego dan nego, akhirnya didapatlah sebuah tiket dari Citylink dengan harga 600 ribu…..sebelum kuputuskan untuk membeli tiket tersebut terlebih dahulu aku ke counter penjualan tiket untuk bertanya lebih detail apa dan bagaimana yang disebut dengan tiket calo tersebut, maklum belum pernah berurusan dengan yang begituan. Dari penjelasan mba cantik yang duduk manis di belakang kaca bandara ini kutahu bahwa tiket calo sama saja dengan tiket biasa (resmi) hanya saja tidak diasuransikan, jadi resikonya kalau terjadi kecelakaan pesawat si penumpang tidak disantuni. Mendengar penjelasan tadi aku iyakan saja mengambil keputusan membeli tiket dari calo tadi, dan akhirnya transaksipun dimulai. Ngga mudah ternyata, si calo musti ngehubungi temannya yang ternyata karyawan yang ada di bagian dalam bandara……terlihat masih muda, rapi, parlente dan keren. Hm,,,,,nggak nyangka, cakep-cakep calo!!!….. aku masih belum bisa mengerti bagaimana sebenarnya cara kerja para calo tiket pesawat ini. Waktu tanya di loket katanya habis, nah koq masih ada seat kalau beli sama calo, trusnya lagi, identitas kita ditulis lengkap sesuai KTP, urusannya ternyata di counter di dalam airport juga, aneh….. Omong-omong, itu sedikit pengalaman tentang berurusan dengan calo tiket di bandara Juanda Surabaya, semoga jadi pelajaran buat semua.

Bermodal tiket pesawat Citilink, dengan jam keberangkatan yang ternyata delay hingga malam, mengantarkanku ke ibukota di jam 09.00 malam. Masih ada satu bis damri untuk tujuan kota Bogor. Kota Jakarta sungguh mempesona di malam hari, rame dan tampak mewah. Hampir tak kupercaya kalau kota ini negaranya Indonesia, Negara yang kukenal kota-kota selainnya tampak pendek dan miskin. Jakarta, hebat-hebat sendiri….keluar dari Jakarta bertemulah kita dengan sebenar-benarnya Indonesia.

Keesokan pagi di Kota Bogor, aku mulai untuk mengunjungi teman yang akan menemani satu hari di kota ini. Ke kawasan rumah kost yang berada di sekitar kampus IPB. Bogor, ternyata macetnya minta ampyuun…..kebanyakan angkot, sungguh tampak semeraut. Tiba di tempat seorang teman dengan suasana tampak rame dengan aktivitas padat penghuninya, membuatku terpesona dengan mobilitas tinggi penduduk kota ini, dan yang lebih menyejukkan mata, adalah para wanita-wanita muslimah yang tampak bersahaja dengan penutup kepala begitu cantiknya. Setengah hari aku habiskan menyusuri kampus yang kukenal sebagai Institute ‘Pesantren’ Bogor…hehe. Untuk kunjungan seputaran kampus, terimakasih sebesarnya untuk sahabatku Tatik, yang udah menemani perjalanan ini. Senang ditemani olehnya, karena ia malah lebih bersemangat untuk jeprat-jepret di setiap sudut kampus, tahu aja kalau akunya jaim…padahal dalam hati senangnya ngga ketulungan. Hampir di setiap fakultas pose, ngga peduli orang-orang lain pada liat…. IPB, salah satu kampus yang populer di perusahaan tempat aku bekerja (Kalimantan), karena mahasiswanya rutin PKL di sana…..kunjungan balik lah ceritanya…..

@ IPB - Bogor

Lanjut berikut adalah Kebun Raya Bogor (KRB), kali ini ditemani seorang muslimah cantik nan cerdas, bernama Trias Eventi. Naek angkot yang sesak dengan penumpang-penumpang cantik, seolah menawarkan pilihan lain dari kejenuhan macetnya kota Bogor. Menyusuri KRB seolah menemukan suasana lain dari hiruk pikuknya kota, tampak pohon-pohon berusia ratusan tahun dengan tampuk diameter yang berukuran besar. Kebun seluas 87 hektar dengan koleksi 15.000 jenis koleksi tananaman ini merupakan kebun botani yang diperkirakan telah ada sejak pemerintahan prabu siliwangi dari kerajaan sunda. Selain istana dan koleksi tanaman beragam jenis, di tempat ini kita dapat melihat Monumen Olivia Raffles dan Tugu Peringatan Reinwardt.

Kelar mengitari kerindangan KRB, sore dilanjutkan dengan melihat sejenak wajah kota di beberapa mall di pusat kota. Tragedi memilukanpun terjadi di resto cepat saji, diajakin teman yang juga berperan sebagai guide gratis untuk makan di resto jepang itu, dan ternyata makannya kudu pake sumpit!!! alamak, mana pernah aku pake begituan, garpu aja kadang-kadang, itupun pas makan bakso dipinggir jalan,,,hehe….. untungnya masih ada sendok plastik nan elastis,,,,ketolong dah tuh….hahaha,,,,after that, aku kursus di rumah cara pake dua benda kembar itu,,,,huh….macam Oshin ajah….hahaha,,,,sekarang udah mahir koq…..bahkan lalat lewat ajah udah bisa aku jepit…..priiit,,,seperti Jet Lee….

@ Kebun Raya Bogor
 Untuk Trias, terimakasih udah menemani perjalanan ini, terasa tak elok ketika kita berpisah di pusat kota ini, inginnya aku mengantarmu pulang hingga ke rumah, namun …. aku pasti kesulitan kembali ke hotel, karena belum hafal rute jalan…..hehehe

Malam di kota bogor, tentu saja tak kulewatkan dengan mendekam di kamar hotel, keluar dan ngelayap sendiri di tengah keramaian kota. Maaf, untuk aktivitas malam hari sendiri di kota ini tak dapat kujabarkan detail  disini,,,,hehehe.

Keesokan pagi di Bogor, saatnya berkemas……menuju kota kembang Bandung. Tulisan tentang Bandung dapat dibaca di judul ‘Lodaya, kereta petikkan rindu’.

Selasa, 19 April 2011

Semalam di Malang

Mengunjungi kota Malang dimulai dari perjalanan kabupaten Jember Jawa Timur  (trip sebelum ini baca di judul ; ‘Tiga Pantai, Dua Hari di Satu Kota) menyusuri kota-kota kabupaten di Jawa Timur menenteramkan jiwa, karena bis yang aku tumpangi memberikan cerita dan pemandangan indah memanjakan mata. Dimulai dari kecamatan Umbulsari tempatku menginap, dengan diantar dengan sepeda motor menuju terminal untuk melanjutkan perjalanan ke kota malang, rencana awal adalah mengunjungi gunung kawi di kepanjen malang, bukan mau ngapa-ngapain disana cuma sekedar pengen tahu aja seperti apa tempat itu koq begitu masyhurnya,,,hehehe.

Ketika di tengah perjalanan, melintas sebuah bis bertuliskan kota malang, ketimbang diantar sampe terminal aku minta diturunkan di jalan saja menghadang bis menuju kota malang, dan setelah pamit atas kebaikan mas edi (teman yang setia mengenalkan budaya dan pariwisata kabupaten jember), aku langsung menaiki bis tersebut. Perkiraan sih, siang hari udah nyampe di malang, terus lanjut ke Kepanjen.
Duduk manis di bis sambil celingak celinguk aku tersadar ternyata aku salah menumpangi bis ini, ini bukanlah bis patas, waduh, bakalan lama deh nyampainya. Tapi ya karena ini perjalanan wisata, ngga ada tujuan lain selain melihat wajah kota kota di Indonesia jadinya dibuat enjoy saja. Bis bergerak lamban seraya mencari penumpang, bahkan sempat ganti bis di salah satu terminal, keindahan alam mulai menghapus kelelahanku, apalagi saat merayapi tanjakan, terlihat juga hamparan kebun singkong nan luas di seberang gunung semeru yang gagah perkasa. Daerah kabupaten malang memang memiliki struktur tanah yang berbeda dengan pulau jawa umumnya, berbukit dan berhawa sejuk.

semeru dari kaca bus malang

Hingga menjelang waktu maghrib, baru nyampe di malang kota, aku putuskan membatalkan untuk melanjutkan ke gunung kawi, dan mencari penginapan di kota malang (dapat hotel di jalan jaksa agung suprapto) dan setelah cek in, jangan buang buang waktu, saatnya ngelayap menyusuri kota malang yang gemerlap. Karena hotel ini udah dibooking untuk esok hari, akhirnya aku ‘diusir’ dari hotel, trus coba nyari hotel yang ada disebelahnya juga ternyata sama hotel ini udah dibooking oleh rombongan apa gitu, ya udah ke Bogor aja, lewat juanda. Tiket pesawat,,,belum ada sih, ntar aja cari di airport, haha perjalanan ini bukan tidak dipersipkan dengan itinerary yang matang, tapi kali ini memang konsep yang aku lakoni adalah membiarkan kemana hati dan mauku…. Semalam di kota malang, kuhabiskan dengan menelusuri kota dari satu sudut mall ke mall yang lain, puter-puter mirip labi-labi, tak lupa mencari makanan khas kota ini berupa keripik buah-buahan….hingga pukul 12.00 malam, saatnya kembali ke hotel untuk beristirahat sejenak, memulihkan tenaga untuk melanjutkan perjalanan ke kota selanjutnya esok hari.

Keesokan pagi dikota malang, bersegera menuju terminal arjosari untuk melanjutkan perjalanan ke terminal bungurasih di Surabaya. Semalam di malang, tak membuatku merasa dirundung malang…….

Sabtu, 09 April 2011

Pulau Lombok


Bali memang begitu terkenal, namun Lombok memiliki misterinya. Para wisatawan yang berkunjung ke Bali sepertinya akan melengkapi agendanya dengan berkunjung ke Lombok. Ada apa dengan Lombok? Mari berkunjung…….

Pantai Kuta - Lombok


Pulau Lombok, pulau yang dipisah oleh selat Lombok di timur pulau Bali merupakan sebuah pulau dengan luas 5.435 km2, pulau yang dibagi menjadi 4 (empat) Kabupaten dan 1 (satu) Kotamdya ini seolah pulau yang tengah mensejajarkan dirinya dengan pulau tetangga dengan kunjungan wisata terbanyak di Indonesia. Tak salah memang karena pulau Lombok memiliki kelengkapan lokasi wisata yang menjual. Mau pantai ….? ada, ingin diving boleh ke 3 Gili (gugusan pulau di barat pulau Lombok), air terjun, gunung, adat istiadat, panorama pedesaan, hutan, kampung wisata……semua ada di pulau ini. Tak salah memang jika Lombok jadi alternative liburan anda.

Pantai Senggigi - Lombok

Ada beberapa pantai yang melingkari pulau ini, Pantai Senggigi di barat Pulau Lombok, Pantai Kuta, Pantai Mawun, Pantai Tanjung Aan. Gili (pulau) ada di bagian barat pulau ini, ada Gili Terawangan, Gili Meno juga Gili Air. Jangan lupa untuk menikmati kesejukkan Air Terjun Sendang Gile, pesona Desa Sade Rembitan dengan kontruksi bangunan rumah tinggal dan lumbung padi yang khas, juga Taman Narmada yang berada di pusat kota. Anda penikmat wisata kuliner jangan lupakan menu khas Lombok ‘Ayam Taliwang’.

Pantai senggigi, tak terlalu jauh dari Bandara Selaparang Mataram. Namun akan berbeda jika Bandara Internasional Lombok di Kab. Lombok Tengah beroperasi tentu akan menyita waktu perjalanan anda, namun jangan khawatir karena sepanjang perjalanan, mata akan dimanjakan dengan panorama Lombok yang aduhai. Sebelum mengunjungi pantai senggigi, kalimat sakti yang aku pegang adalah senggigi sepi. Dan setelah sampai di pantai ini ternyata senggigi……. Memang sepi. Hotel dan restaurant cukup banyak koq berjejer di tepian pantai, hanya saja koq tetap saja terasa sepi. Malam di senggigi juga terbilang sepi, kecuali di beberapa titik karena ada beberapa Bar yang buka…..tentunya dengan dentuman khas yang menggoda jiwa…
Jika anda ingin menikmati ketenangan dalam balutan hembusan angin laut dan bulir pasir pantai nan merayu, anda bisa memilih hotel Puri Senggigi dengan fasilitas yang berimbang dengan harga yang ditawarkan…….

Puri Senggigi Hotel

Tahun ini memang tak bersahabat untuk para petualang, yup hingga akhir semester pertama, curah hujan terbilang tinggi merata di seluruh Indonesia. Belum ditambah dengan angin kencang dan petir yang membahayakan. Begitupun saat aku berkunjung ke pulau yang juga dikenal dengan sebutan pulau seribu masjid ini di bulan februari lalu (2011). Jalur penyeberangan Lombok – Bali masih diberlakukan system buka tutup. No choice, musti pake pesawat. Bengkak dah budget! Hiks,hiks. Menyusuri keindahan pulau Lombok tak sesuai rencana, ombok sedang tak ramah hingga ke Gili batal. Ke Senaru….. musim hujan gini…. juga cancel. Akhirnya kuputuskan meninggalkan pulau ini karena salah momen. Ini jadi pelajaran, jangan bepergian di bulan februari……….. mitos imlek identik dengan hujan merata di mana saja. Langit tak terlihat membiru ……….

Pura Batu Bolong
 
Meskipun tak semua target terpenuhi, tetapi keindahan pantai Kuta di Lombok Tengah yang berada di selatan pulau ini ternyata menghapus kekecewaanku. Pantai dengan bulir pasir yang menyerupai merica, air laut tenang yang membiru, juga tampak beberapa bebatuan di beberapa titik. Panorama menuju pantai ini pun terbilang indah. Indah banget malahan. Cuman yah itu…..sepi juga. Hahaha……



 
Lombok, kapan-kapan aku ingin kembali………tapi nggak di musin hujan!