Rabu, 27 Februari 2013

Medan, inginku kembali ke sana



Sepertinya jika ingin mengunjungi kota ini anda harus punya koneksi warga asli medan, kalau tidak waktu anda akan tersita oleh jalan raya medan yang bercabang-cabang dengan banyaknya angkot berbeda rute. Puyeng, haha. Musti sesering mungkin nanya-nanya via ponsel atau chatting untuk berkeliling medan. Meski telah membaca beberapa blog sebelumnya tetap saja kesan yang tercipta adalah medan itu ramai, riuh, dengan jalan yang membingungkan.

Tentang orang medan yang katanya keras, saya tak temukan hal itu. Memang sih ada insiden sedikit ketika menumpang taksi saat hendak balik dari hotel menuju bandara polonia medan. Si supir taksi sempat adu mulut di jalan raya saat di perempatan dengan pengendara motor, teriak-teriakan gitu seperti tarzan latihan adzan. Si supir taksi juga melintas di pembatas jalan dan mengambil jalur berlawanan untuk menghindari macet. Dan saya hanya berkata, “keren kali kau bang!”,haha.


Salah satu hotel yang direkomendasikan buat kantong backpacker adalah hotel Residense, berada di Jalan Tengah No. 1A Medan, hotel ini berada tak jauh dari jalan raya, atau tepat berada di belakang masjid raya Medan.  Banyak sekali tamu hotel dari wisatawan asing yang menginap di hotel ini, jenis kamar juga variatif dan juga tersedia room for backpacker dengan harga Rp. 60.000,- double bed, kamar mandi dalam, meski harus hiking untuk nyampe ke kamar hotelnya.

Masjid Raya Medan
Menjadikan hotel Residense sebagai tempat anda menginap beralasan tepat, karena bisa menghemat waktu dan biaya untuk mengunjungi dan menikmati syahdunya beribadah di masjid dengan arsitektur unik dan kontruksi rancang bangunnya yang megah. Masjid ini memiliki halaman yang luas dan bersih, sementara bangunan utamanya berbentuk persegi delapan dengan corak bangunan mengadopsi campuran seni bangunan dari Timur Tengah, Eropa dan unsure Melayu. Hal yang sangat berkesan saya rasakan adalah karpetnya yang begitu lembut, tebal dan tentu saja bermotif yang indah.

Istana Maimun
Tak jauh dari Masjid Raya Medan, terdapat juga bangunan bersejarah lainnya, yang sayang untuk dilewatkan. Istana Maimun. Istana maimun memiliki halaman yang sangat luas, dan biasa digunakan untuk acara protokoler ataupun party lain. Ketika berkunjung ke istana deli ini, kita disambut seorang bapak berusia yang mendiami istana ini. Di bangunan bagian lain, terdapat ‘kehidupan’, maksudnya, ternyata istana ini masih didiami kerabat kerajaan yang beraktivitas sepert biasa. Tidak seperti di beberapa istana peninggalan kesultanan atau kerajaan lain yang berubah fungsi menjadi museum.

Untuk mencari oleh-oleh kuliner khas medan, seperti Bika Ambon, anda bisa mengunjungi Bika Ambon Zulaikha yang berada di Jalan Mojopahit No. 62 Medan. Akses menuju pusat kuliner tersebut jika anda berada di Masjid Raya Medan, akan sulit apabila anda memilih menggunakan angkot, begitu kata penjual di pinggir jalan, sebaiknya gunakan jasa becak motor yang lebih mahir melewati jalan ‘tikus’ dan mengantar anda langsung ke tujuan. Tarifnya, silakan nego, semakin memelas, semakin murah.

Medan, inginku kembali kesana. Suatu hari nanti.

ooOoo
Artikel Terkait
Comments
4 Comments

4 komentar:

  1. indah banget mesjidnya hehehe
    salam kenal yah ;)

    BalasHapus
  2. mupeng pengen ke sanaaaa :( harus ke sana deh jadiin invansi provnsi berikutnya :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. surabaya-medan, ada tuh promonya, buruannnnn

      Hapus