Selasa, 23 Juni 2015

Bersedekap Di Al Irsyad




Pendakian Gunung Slamet (Part II)



Dalam gelap dan dingin kami meninggalkan mobil di halaman gedung basecamp, lalu mendekati gerbang Selamat Datang. Kami penasaran dengan banner yang tertulis di bawahnya.

“MAAF!!!, PENDAKIAN DITUTUP”
#deg


***

Ga denger adzan subuh. Tau-tau aja tuan rumah udah bangun. Tapi belom kesiangan koq. Mungkin gegara kecapean, atau bisa juga karena springbed ini.
#gkgkgk

Aku bangkit, menuju kran air. Membasuh seluruh wajah, mengembalikan kekuatan dengan sempurna.

Dua rakaat yang telat
Untuk-Nya yang sedekat urat
Biarkan bekas ini menjadi saksi
Bahwa kupernah tunaikan wajib disini

Selamat pagi seisi rumah….. sapaku tak bersuara. Cuman ada si ibu rumah. Pak Hendra ternyata ke mushola komplek. Taunya dari mana? Taunya karena tak beberapa lama Pak Hendra datang dengan sajadah di bahu bersama anak sulungnya. Tau dari mana itu anak sulung, taunya karena dikenalin sama bapaknya. Hehe.

Bu hendra tawarkan minuman lagi di pagi hari. Mau kopi item, kopi susu atau yang lain? Ah baiknya, udah kayak menu di resto saja.
“kopi item saja”, jawabku malu-malu

Tak beberapa lama, aku pamit keluar rumah. Biasa, aku kalo di jam segini, abis subuhan sambil nunggu jam kantor, biasa jalan-jalan pagi menikmati kebesaran Tuhan melalui alam ciptaanNya. Kalo di tempat aku siy, aku biasa mandangin pohon-pohon besar dengan beberapa aves yang berterbangan, kabut-kabut tipis di bukit nan hijau, atau air sungai yang mengalir pelan sambil mengantarkan batang-batang kayu hingga ke hilir. Namun kini, aku berada di sebuah komplek perumahan. Di kota euy, xixixi. Adanya yang terlihat halaman rumah yang tertata rapi dengan rata-rata kendaraan terparkir di masing-masing garasi rumah. Tapi di kejauhan terlihat juga perbukitan yang membentang. Ya, Bandung memang seperti dalam sebuah cekungan, dikelilingi gunung-gunung yang seakan menjadi satu dan melingkar.

Aku ditemani Pak Hendra pagi itu, dan diajak ke warung depan komplek untuk sarapan pagi. Menunya ada dua, nasi kuning, dan kupat tahu. Aku memilih kupat tahu karena kuliner ini memang kas daerah bandung. Kupat Tahu mirip tahu tek kalo ditempatku, tapi ini dinikmatinya di pagi hari, sementara Tahu Tek biasanya tersedia pas malam menjelang dini.

Hari ini aku ditawarin Pak Hendra untuk menuju beberapa spot wisata yang ada di daerah Bandung dan sekitarnya, beliau menyayangkan waktuku yang hanya sehari di kota ini, karena kalau tidak kami bisa camping bersama di beberapa spot pilihan. Pak Hendra, dulunya juga seorang pendaki, jadi rasa kangen menggendong keril terlihat jelas ketika mencoba keril yang aku bawa.

***

Aku menyebut nama Al Irsyad. Pak Hendra diam sejenak, lalu mengiyakan.
“baik, kita shalat jumat di sana pak”, jawab Pak Hendra.
Alhamdulillah, senengnya.

Al Irsyad itu nama sebuah masjid gan. Sudah sejak lama aku meriang #merindumalamdansiang kepada bangunan yang pernah menjadi Best Building of The Year tahun 2010. Masjid ini rancangan Pak Ridwan Kamil dan berada di luar Kota Bandung.

Sebetulnya, bukan karena masjid ini dibidani si walikota itu, bukan. Karena memang aku sudah mengenal sepak terjang beliau jauh sebelum beliau kini populer dan dikenal awam lebih luas. Akan tetapi, Al Irsyad memang telah menyihir untuk terus memintaku berdiri dan bersedekap di tengah ruang utamanya. Al Irsyad aku kenal dari media tv, online dan bahkan di saluran-saluran gossip artis sekalian.

Sambil menunggu siang, bergegaslah kami semua menuju Al Irsyad. Kali ini kami pergi bersama seisi rumah.
#termasuk perabotan? Bukan, maksudnya orang-orang rumah
Jadi kami pergi ke Al Irsyad beserta Isteri Pak Hendra dan kedua anak lelakinya.

#masuk tol
#Jauh ternyata pemirsah
#pake kejebak macet pulak
#anteng

Dan, tibalah kami di sebuah komplek perumahan mewah dengan label yang terbaca adalah Kota Mandiri. Well, jalannya aja aspal lebar lengkap dengan pohon-pohon rapi di sisi dan di median jalan. Lalu bangunan-bangunan yang dibangun dengan space yang luas sebagai ruang hijau. Oke banget dah tempat ini, pas juga sebagai joggingtrack atau sepedaan. Kalo buat cangkrukan kayaknya ga pas. Hohoho.

Dan detik-detik itu hampir tiba. Bertemulah aku dengan kegagahan Al Irsyad di atas bukit nan hijau di sana. Ehm…banyak mobil memenuhi ruang parkir terlihat hingga di bagian depan. Sudah terdengar suara khotib menyerukan perintah taqwa. Aku hanya terus melihat ke satu bangunan putih berbentuk kotak yang berkotak-kotak. Sama seperti yang aku lihat di gambar sebelumnya. This is it. Al Irsyad. Tampannya…

Masjid Al  Irsyad

Kendaraan diparkir, kami bergegas menuju masjid dengan menaiki tangga bukit sedikit. Jamaah telah tumpah ruah hingga ke bagian luar masjid. Banyak banget gan, berasa banget syi’arnya di mari. Seneng banget bisa bersedekap di tempat ini.

Aku kebagian tempat di bagian luar gan, pake terpal biru. Ga apalah, ntar juga bisa masuk ke dalam kalo udah kelar. Meski di bagian luar dan disinari matahari langsung, tapi ane ga ngeluh gan, biasa aja, anggap aja lagi proses eksotisme kulit ane biar makin keceh.
#xixixi
#padahal

Celingak-celinguk kanan kiri. Cowok semua gan isinya. Hahaha.
#ya iya lah, kan sholat jumat

Pas udah kelar, jamaahpun bubar. Tau apa yang aku lakukan saat itu?
Langsung ke dalam masjid?
#bukan
Langsung photo selfie?
#bukan
Lansung nyium tangan si Imam?
#juga bukan

Jadi pas udah kelar shalat jumat, aku langsung liatin sandal jepit gan di tangga. Ups! Masih ada. Puji Tuhan. Bukan kenapa-napa, soalnya sandal itu sendalnya Pak Hendra yang dipinjemin, kuatir juga kalo hilang kan, dinilai ga amanah nantinya.

Kemudian, ketika jamaah sudah beranjak ke luar dan pergi ke habitatnya masing-masing, barulah giliran aku bergegas masuk ke dalam. Baru aja mau masuk, aku terhenti kembali karena pemandangan “justifikasi” menurutku. Jadi, waktu mo masuk masjid, terlihatnya seorang cowok muda keren yang sedang jajan rujak di pinggir masjid.
#what!
#rujak?

Iyap. Makan rujak. Sendirian. Cowok. Anteng banget dah.
Itu sebabnya pemandangan ini aku namakan pemandangan “pembenaran” atau Justifkasi. Eh, Justifikasi apa klarifikasi yak? Yowislah, pokoknya ada asi-asinyalah.

Kenapa aku bilang “pembenaran”, karena ternyata cowok makan rujak itu keren-keren aja. Rujak sebetulnya bukan makanan milik gender tertentu. Dan makan rujak ga bikin derajat kegantengan kaum pria menjadi melorot. Ga, sekali lagi nggak. Jadi, buat kamu cowok-cowok yang doyan rujak, silakan makan aja meski itu di tempat umum. Ga usah malu, karena akupun setelah melihat cowok itu jadi merubah prinsip tentang makan rujak. Aku percaya, kegantenganku ga akan pudar hanya karena makan rujak. Begitu!
#anda mual mbaca part yang ini? hahaa


Langsung ke inti cerita. Aku masuk ke ruang utama masjid. Aku ga tau di mana Pak Hendra dan puteranya saat itu. Tak apalah, ntar juga ketemu, pikirku. Aku masuk perlahan. Suasanya mirip ketika aku pertama kali masuk ke rumah calon mertua. Pelaannn banget. Jalannyapun digagah-gagahin. Hingga akhirnya, seketika angin berhembus menyapa halus kulit wajahku. Adem. Lembut. Indah sekali.

Masjid Al Irsyad

Masjid ini, benar-benar hanya seperti kardus. Kotak tok. Ga nyangka bisa seadem ini. Dinding-dindingnya ga diplester semua. Bolong-bolong. Hanya susunan bata cor-coran yang disusun dengan membiarkan beberapa bagian menjadi lubang. Jadi, angin dari segala penjuru arah bisa masuk dari mana saja. Kalian tau, bahwa lubang-lubang tersebut jika dilihat dari kejauhan menjadi satu rangkaian kalimat dalam bahasa alquran. Indah sekali. Tampan sekali.

Aku mengangkat ke dua telapak tangan
Bertakbir
Bersaksi
Berjanji

Aku bersedekap dengan erat
Membaca fatihah dengan sempurna
Memantapkan amin dengan percaya
Tiada yang berhak kusembah selain Dia

Kelar kutunaikan shalat dua rakaat di masjid itu. Aku kembali duduk berdiam menatap ke depan. Ke bagian mihrab yang lain dari biasanya. Tepat di bagian Imam sholat, lantai masjid berubah menjadi kolam ikan yang tenang. Kolam ikan gan. Ada kolam di dalam masjid. Aku berdiri sejenak. Melangkah maju ke depan. Melihat genangan air yang tenang. Ikan-ikan berwarna keemasan terlihat berenang atau mungkin saja bersembahyang. Tentu saja ini sebuah pemandangan yang sangat mahal.

…, dan tidak ada sesuatu pun yang tidak bertasbih memuji-Nya, namun kamu tidak paham dengan tasbih mereka. (QS Al Israa 44)

Masjid Al Irsyad

Dengan karpet warna tak bercorak membuat interior masjid ini terlihat simple namun mewah. Karpet lembut dan tebal mampu menjadi penghangat dari sejuknya masjid ini. Aku kembali duduk dan berputar arah. Melihat pintu utama hingga bagian atapnya. Ya!, di bagian atas, atau plafon ada bagian yang nonjol ke bawah. Tempat lampu kayaknya. Soalnya karena siang, jadinya ga tau itu tempat lampu. Tapi jumlahnya banyak. Aku sempatkan menghitungnya tanpa menujukkan jari-jariku. Hitung aja dalam hati, ada 99 biji gan. Mungkin itu terinspirasi dari 99 asmaul husnah atau sifat-sifat Allah. Ga kebayang gimana suasana dalam masjid ini kalo malem hari dengan temaram lampu-lampu sejumlah seratus nanggung satu itu. Tentu saja indah.

Lalu, yang paling mencengangkan dan bikin aku betah menatap lama adalah bagian dinding tempat Imamnya. Atau di sisi menghadap kiblatnya. di bagian itu tidak ada dindingnya gan, dibiarkan terbuka hingga terlihat alam bebas yang hijau raya-raya. Benar, karena masjid ini berada di atas bukit, jadinya pemandangan di sebelah barat sana hanya tampak pepohonan tampak bagian atasnya. Ditambah lagi, karena bagian bangunan ini terbuka, maka berhembuslah angin dan menjadi kipas angin atau airconditioner alami bagi masjid ini. Irit lagi gan di bagian tagihan listrik. Hebat bener.

Lalu bagaimana sholat koq di depannya bolong? Gimana kalau ada yang lewat? Nah, aku mencoba bantu terjemahin maksudnya si arsitek ya gan. Jadi memang benar, kalo shalat disarankan agar tidak ada orang yang lewat di depan kita. Makanya kalo kalian liat ada orang shalat Sunnah menghadap tiang masjid, itu maksudnya supaya ga ada orang yang lewat tepat di depannya. Atau kalau mau aman, sholat aja di bagian yang ga mungkin orang lewat, seperti paling depan atau mepet dinding. Karena di dalem masjid ngga semua orang paham ilmu gan, jadi jangan salahin juga yang lewat, kita-kita yang paham aja yang harus bisa nyari cara supaya ga buat orang lainpun kejebak kesalahan. Begitu.

Nah bagaimana kalau ga ada ruang yang kayaknya ga bisa kalau ga dilewati orang nih, solusinya dibuatlah sutrah atau pembatas. Jadi kayak shalat di tanah lapang, sebaiknya diberi sutrah sebagai pembatas shalat itu tadi.

Balik ke soal masjid Al Irsyad tadi, jadi di bagian depan itu yang terbuka itu, dibuatlah bola besi besar tepat sejajar dengan imamnya. Menurut aku siy, bentuk bulat itu hanya interior belaka, ga ada maksud tertentu. Sepertinya Pak arsitektur suka dengan yang bulat-bulat deh, terlihat juga banyak bola-bola begitu di jalan yang terkenal itu, Jalan Braga dan jalan-jalan lainnya.

****

Reviewnya banyak bener yak. Bosen kayaknya bacanya. Ya udahlah aku singkat saja. Yang jelas, aku betah banget tempat ini. Aku paling jarang photo-photo satu lokasi. Kalopun aku harus ngeluarin kamera dan berlama-lama itu artinya aku memang benar-benar menyukai tempat itu, dan Al Irsyad adalah salah satunya.

Mengingat hari semakin siang, putera Pak Hendra sudah ingin makan siang, maka bergegaslah kami meninggalkan masjid nan sejuk ini.

Ah, masih ingin berlama-lama di sini
Apalagi sekarang bulan Ramadhan, tentu damai rasanya menghabiskan setiap ayat di depan mihrabnya

***

Kami kembali ke Bandung. Mencari tempat makan siang. Kami melewati Museum Iptek dan juga landmark kota yang lainnya…

***

Tetiba seorang ibu berkerudung datang mengiba bercerita dan menitikkan airmata….
#Selanujutnya di Pendakian Gunung Slamet Part III
#insyaAllah

***











Artikel Terkait
Comments
1 Comments

1 komentar:

  1. Hi! Ada info untuk yang suka jalan-jalan, terutama jalan-jalan gratis................

    Jangan sampai kehilangan kesempatan untuk ikutan ekspedisi Kalimantan bersama New Daihatsu Terios #Terios7Wonders. Dimulai dari Palangkaraya, Kruing, Pulau Kaget & Kandangan, Amuntai & Balikpapan, Samarinda, Tn. Kutai dan berakhir dengan melihat cantiknya pulau Surga, Maratua.

    Ayo, ikutan lomba blog "Borneo Wild Adventure" dan bawa pulang Grand Prize Mac Book Pro. Lihat infonya di sini, ya. http://bit.ly/terios7wonders2015

    BalasHapus